Setiawan, Aris (2021) Gamelan: Kesayuan Gending, Ruang Kosong, dan Kebebasan Imajinasi. Nusantara Institute. ISSN -
|
Text
Gamelan_ Kesayuan Gending, Ruang Kosong, dan Kebebasan Imajinasi » Nusantara Institute.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Karya gamelan adalah sebuah siklus, seperti kehidupan. Diawali dari gong yang membuka putaran komposisi, dan gong pula yang mengakhirinya. Dalam putaran itu, tidak diperkenankan ada bunyi instrumen yang lebih menonjol secara musikal di antara yang lain. Semua harus setara, luruh, dan menyatu. Setelah menikmati gending gamelan yang sayu itu, manusia Jawa kembali lebih bersemangat menjalani hidup. Gending itu serupa charge, mengisi ulang daya yang mulai menipis. Bahkan, kadang mendengarkan gending gamelan lewat radio saja sudah membuat hati nyaman, mengingat tentang kampung, mengingat tentang eksistensi diri, tentang asal-usul, dan lebih penting lagi agar kita tak lekas lupa tentang siapa kita sebenarnya. Gending gamelan yang dianggap membosankan itu niscaya adalah sebuah karya yang monumental, dibuat tidak sekadar untuk telinga, tapi juga otak, dan hati. Di zaman serba ringkas, bising, keras, dan cepat saat ini, barangkali kita perlu kembali mendengarkan gending gamelan. Sambil terkantuk-kantuk kita menemukan muara kedamaian yang kontemplatif. Ruang kosong itu juga menjadi “sarana istirahat” yang nyaman bagi otak agar tak terus dikejar dengan deadline pekerjaan, himpitan masalah hidup, dan persoalan ekonomi.
Type: | Article |
---|---|
Not controling keyword: | Gamelan,Gending, Imajinasi, Psikologi |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Etnomusikologi |
Divisions: | Faculty of Performance Arts > School of Etnomusicology |
User deposit: | UPT. Perpustakaan |
Datestamp: | 13 Aug 2021 09:30 |
Last mod: | 13 Aug 2021 09:31 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/5051 |
Actions (login required)
View item |