KUWUNG-KUWUNG, KEDHATON BENTAR DAN SRIMPEN GLONDHONG PRING Pergelaran Gendhing-Gendhing Tradisi

Downloads

Downloads per month over past year

Santosa, Purnomo Joko (2013) KUWUNG-KUWUNG, KEDHATON BENTAR DAN SRIMPEN GLONDHONG PRING Pergelaran Gendhing-Gendhing Tradisi. S1 thesis, Institut Seni Indonesia Surakarta.

[img]
Preview
Text
Purnomo_Joko_Santosa.pdf

Download (7MB) | Preview
Official url: http://repository.isi-ska.ac.id/

Abstract

Sesuai dengan tugas penyaji untuk mendeskripsikan gending Kuwungkuwung, paket Paseban Jawi dan Srimpen Glondhong Pring, maka kertas ini pun selanjutnya berisi deskripsi dari tiga gending tersebut. Pendeskripsian gending khususnya dilakukan secara lebih luas pada wilayah ricikan-ricikan yang dipilih untuk disajikan (ditabuh) oleh penyaji. Wilayah-wilayah yang dimaksud terutama wilayah garap musikal gending. Hanya saja guna melengkapi pendeskripsian secara musikal, juga disajikan pendskripsian secara historikal, ataupun kajian tentang makna teks gending (untuk srimpen). Sajian ini diawali dengan dhodhogan oleh dalang dhalang kemudian dilanjutkan pocapan dhalang atau sasmita “Nata Mandura ingkang miyos ing pagelaran kawentar kaprawirane”. Setelah itu dilanjutkan buka gender yang diterima oleh kendhang kemudian masuk pada bagian merong dengan irama dadi, balungan merong terdiri dari empat cengkok dan hanya disajikan satu rambahan. Pada cengkok kedua dhalang ndhodhog kothak tepat pada kenong kedua sebagai ater ngampat seseg menuju sirep. Setelah gong, masuk pada cengkok ketiga yaitu tepat pada kenong satu sajian sirep. Pada saat cengkok keempat, tepatnya saat menjelang gong dhalang ndhodhog kothak sebagai ater bahwa sajian akan udar. Setelah udar kembali ke cengkok pertama, setelah gatra pertama irama ngampat seeseg menuju irama tanggung, setelah kenong ketiga menuju balungan umpak inggah kemudian dilanjutkan ke inggah. Bagian inggah terdapat dua cengkok balungan. Suwuk gropak dilakukan pada cengkok pertama. Setelah suwuk dilanjutkan ada-ada girisa. Seleseai ada-ada diteruskan ginem oleh dhalang yang kemudian dilanjutkan ada-ada mataram. Setelah ada-ada, dhalang sasmita “untabing pra wadya bala lamun cinandra kaya gagak aning pasetran”, kemudian dilanjutkan dengan buka gender lancaran Gagak Setra laras slendro pathet nem. Selanjutnya dhalang memainkan wayang dengan pola sabetan budhalan wadya dan jaranan. Setelah cundhaka ngawe wadya dilanjutkan pola sabetan kiprah. Setelah kiprah irama seseg, masuk ke ladrang Gagak Setra untuk mengiringi adegan jaranan. Setelah jaranan selesai kembali ke lancaran lagi, kemudian seseg dan suwuk. Setelah gending suwuk, dilanjutkan ada-ada srambahan laras slendro pathet nem, setelah ada-ada selesai dhalang ndhodhog kothak dilanjutkan Srepeg lasem untuk mengiringi adegan perang ampyak. Setelah perang ampyak selesai, gending seseg kemudian suwuk tamban. Sajian ini diakhiri dengan pathetan Kedu laras slendro pathet nem.

Type: Thesis (S1)
Not controling keyword: Penyajian, Gendhing Tradisi, Kuwung-kuwung, Srimpen
Subject: 1. ISI Surakarta > Karawitan
Divisions: Faculty of Performance Arts > School of Karawitan
User deposit: UPT. Perpustakaan
Datestamp: 05 Jun 2020 00:08
Last mod: 05 Jun 2020 00:08
URI: http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/4261

Actions (login required)

View item View item