Wasono, Adi (2019) EKSPLORASI MIKING RICIKAN GENDER PADA GAMELAN JAWA. Project Report. Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Surakarta. (Unpublished)
|
Text
Adi Wasono,S.Sn.pdf Download (607kB) | Preview |
Abstract
Penelitian dengan judul “Ekplorasi Miking Ricikan Gender Pada Gamelan Jawa” ditujukan untuk menggali berbagai kemungkinan yang dapat diterapkan dalam pemilihan tipe mikrofon dan penempatannya pada ricikan gender agar dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemasangannya. Miking atau pemasangan mikrofon merupakan bagian dari kerja soundsistem. Kebutuhan soundsistem itu sendiri biasanya didasarkan berbagai kondisi lapangan, misalnya pertunjukan karawitan itu berada pada area yang luas dengan jumlah penonton yang banyak atau pada suatu tempat yang tingkat kebisingannya sangat tinggi. Perangkat soundsistem digunakan untuk menyampaikan dengan memperkeras bunyi instrumen dari sumbernya kepada pengrawit supaya bisa mendengarkan suara instrumennya sendiri dan instrumen secara keseluruhan. Penari juga membutuhkan soundsistem untuk mendengarkan suara musik sebagai acuan untuk menari. Penonton tentu juga membutuhkan keselarasan atas semua suara dipanggung melalui soundsistem. Ketiganya memerlukan jalinan musikal yang selaras sesuai kepentingan masing-masing, dengan demikian dalam pertunjukan dibutuhkan soundsistem yang berkualitas. Satu perangkat gamelan terdiri dari beberapa ricikan (instrumen) yang berbeda intensitas maupun warna suaranya. Salah satu ricikan gamelan yang intensitas suaranya rendah (lembut) adalah gender. Gender merupakan instrumen dengan rancakan (penyangga bilah) sepanjang 1,2 meter dan mempunyai teba frekuensi kurang lebih 119 Hz sampai 728 Hz. Teba frekuensi itu terwadahi dalam beberapa bilah yang urut dari frekuensi terendah sampai tertinggi. Intensitas bunyi yang dihasilkan relatif lebih kecil dari ricikan gamelan yang lain sehingga perlu adanya pemilihan tipe mikrofon dan penempatannya secara tepat sehingga tersampaikan kepada pengrawit lainnya, penari maupun penonton secara selaras. Dua tipe mikrofon yang biasa dipakai dalam pertunjukan adalah mikrofon kondenser dan dinamik. Dua tipe ini mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam menangkap sumber bunyi. Tipe mikrofon kondenser mempunyai tangkapan frequensi yang lebar dan sudut atau pola arah tangkapan yang lebar juga, sensitif terhadap sumber bunyi sehingga mampu menangkap sumber bunyi yang sangat halus dan detail. Mikrofon dinamik mempunyai respon frekuensi dan sensitifitas terbatas, pola arah tangkapan suara terbatas dari arah depan saja dan hanya mampu menangkap suara yang dekat dengan membran mikrofon. Hasil eksplorasi yang didapatkan dari model pertama adalah bahwa dengan pemasangan satu mikrofon dinamik Shure SM 58 tidak optimal, bilah yang jauh dari mikrofon intensitasnya sangat kecil. Pada eksplorasi dengan model yang kedua adalah dengan mikrofon kondensor AKG C1000, dalam jarak tertentu didapatkan intensitas bunyi bilah yang sama akan tetapi suara dari instrumen lain masuk. Model yang ketiga adalah miking dengan mikrofon dinamik Shure (SM 58) dua buah.
Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Not controling keyword: | Miking, guna, instrumen, hasil eksplorasi |
Subject: | M Music and Books on Music > M Music |
Divisions: | ISI Surakarta > ISI Surakarta |
User deposit: | UPT. Perpustakaan |
Datestamp: | 28 Jan 2020 07:12 |
Last mod: | 28 Jan 2020 07:12 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/4035 |
Actions (login required)
View item |