Wahyudiyanto, Wahyudiyanto (2019) URIP DALAM TARI NGREMA SURABAYAN: KONSEP TEKNIK, KINESTETIK, DAN BENTUK ESTETIK. S3 thesis, Institut Seni Indonesia Surakarta.
|
Text
Disertasi Wahyudiyanto.pdf Download (24MB) | Preview |
Abstract
INTISARI Tari Ngrema Surabayan, salah satu bagian dari keragaman tari Ngrema, menggambarkan sosok pejuang. Perwujudan sosok pejuang yang dicirikan dengan karakter kepahlawanan menunjukkan keterkaitan tari Ngrema Surabayan dengan peristiwa perjuangan arek-arek Surabaya menuntut kemerdekaan. Karakter kepahlawanan terangkat dari pesona tari Ngrema Surabayan yang penyajiannya dapat dirasakan urip, yaitu seakan hadir sosok Cakraningrat tokoh karismatik pahlawan Surabaya masa lampau. Penyajian tari Ngrema Surabayan yang urip dicapai melalui kualitas teknik, kinestetik dan bentuk keindahan yang merupakan respon estetik pengreman dari peristiwa perjuangan. Keterkaitan tari Ngrema Surabayan dengan peristiwa perjuangan dan alam lingkungannya berimplikasi pada persandingan karakter kepahlawanan dengan slogan Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Atas dasar fenomena urip pada tari Ngrema Surabayan, kajian ini difokuskan mempelajari secara mendalam teknik, kinestetik, bentuk estetik dan unsur persyaratan lain dalam kepenarian yang dapat membangun urip. Kajian dibatasi pada permasalahan: 1) Bagaimana konstruk teknik dan nilai estetik tari Ngrema Surabayan. 2) Mengapa kinestetik mempunyai peran dalam kualitas kepenarian tari Ngrema Surabayan, dan 3) Bagaimana implementasi konsep urip dalam kepenarian tari Ngrema Surabayan. Menjawab permasalahaan penelitian digunakan pendekatan etnokoreologi dengan memanfaatkan teori Kausalitas Multikausal, konsep hibriditas, konsep teknik, konsep kinestetik, dan konsep estetik. Adapun penulisannya menggunakan metode etnografi tari, yakni konstruksi pengetahuan tari yang didasarkan atas 1) dari hal yang dikatakan orang, 2) dari cara orang bertindak (menari), dan 3) dari berbagai artefak yang digunakan orang. Penelitian menghasilkan: 1) Konsep urip sebagai entitas tari Ngrema Surabayan, yaitu urip terjadi karena kemampuan kepenarian didasarkan kepatuhan atau kemampuan penyesuaian tubuh penari atas kaidah dasar teknik garap medium, daya spiritual dalam penjiwaan, interpretasi, dan ekspresi yang karismatik hingga seakan hadir figur Cakraningrat dalam penyajian tari Ngrema Surabayan. 2) Konsep urip sebagai identitas tari Ngrema Surabayan, yakni penyajian tari Ngrema Surabayan yang urip menghadirkan citra berupa sosok pahlawan karismatik Surabaya masa lampau memberikan efek simbol bagi kebudayaan masyarakat Surabaya yang lekat dengan nilai kepahlawanan. 3) Urip sebagai dasar keindahan dan penilaian tari Ngrema Surabayan, yaitu urip merupakan dasar keindahan (estetis) ideal tari Ngrema Surabayan, menjadi landasan pengreman untuk mempertunjukkan tari Ngrema Surabayan yang ideal, sebagai acuan penonton untuk menghayati citra, dan pedoman dalam memberikan penilaian penyajian tari Ngrema Surabayan secara objektif dan proporsional. 4) Tari Ngrema Surabayan memiliki nilai histori yakni gongseng di pergelangan kaki kanan penari Ngrema, kaki kanan penari topeng di Malang pada masa kemerdekaan, pada masa penjajahaan yang diprediksi merupakan kelanjutan jauh di masa kejayaan Majapahit dengan adanya fakta bahwa Raja Hayam Wuruk menari topeng pada pertunjukan raket. Kata Kunci; Tari Ngrema Surabayan, Urip, Etnokoreologi.
Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Subject: | 1. ISI Surakarta > Penciptaan dan Pengkajian Seni |
Divisions: | Faculty of Graduate Programs > School of Doctoral Program (S3) |
User deposit: | Pascasarjana |
Datestamp: | 19 Nov 2019 04:01 |
Last mod: | 19 Nov 2019 04:01 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/3696 |
Actions (login required)
View item |