TARI GANDRUNGAN : Konsep Dasar Dan Bentuk Tari Gagah Gaya Surakarta

Downloads

Downloads per month over past year

Suharji (2017) TARI GANDRUNGAN : Konsep Dasar Dan Bentuk Tari Gagah Gaya Surakarta. EC00201706246.

[img]
Preview
Text
Suharji_TARI GANDRUNGAN Konsep Dasar dan Bentuk Tari Gagah Gaya Surakarta.pdf

Download (4MB) | Preview
Official url: http://repository.isi-ska.ac.id/

Abstract

TARI GANDRUNGAN: KONSEP DASAR DAN BENTUK TARI GAGAH GAYA SURAKARTA Tari gandrungan merupakan tari khas gaya Surakarta. Terdapat berbagai bentuk tari gandrungan sesuai dengan tokoh yang membawakannya. Tari gandrungan seorang tokoh diilhami kehadiran tokoh dalam berbagai cerita dengan penciptaan karakter tokoh pada saat mengalami peristiwa kejiwaan tertentu menghadapi lawan jenisnya. Tari gandrungan meliputi lima tokoh tari gandrungan yaitu Tari Gathutkaca Gandrung, Tari Kelana Topeng, Tari Menakjingga Gandrung, Tari Garuda Yaksa dan Tari Niwatakawaca Gandrung. Tari Gathutkaca Gandrung merupakan salah satu bentuk tarian jenis tunggal gaya Surakarta yang ide, gagasan, sert a garap ce rita nya bersumber pada episode Gathutkaca Krama. Tari Gathutkaca Gandrung menggambarkan figur Gathutkaca yang sedang jatuh cinta (kasmaran) kepada seorang wanita (Pregiwa) namun mendapat hambatan serta tantangan yang cukup berat, karena Harjuna telah menerima pinangan putra mahkota Hastina, Lemana Mandrakumara. Tari Kelana Topeng sebagai salah satu bentuk tarian tunggal yang bertopeng dan bertemakan gandrung atau jatuh cinta. Ide garapny a dipetik dari salah sat u ba g ia n adeg a n p a da pertunjukan topeng yang menggunakan cerita Panji. Tari Kalana Topeng diciptakan pada jaman Mangkunegara IV. Tari Kelana Topeng Mangkunegaran merupakan salah satu bentuk tarian tunggal, berfungsi sebagai hiburan. Keberadaannya dilatar belakangi oleh pertunjukan, topeng yang hidup di lingkungan istana dan di kalangan masyarakat di luar istana. Tari Menakjingga Gandrung merupakan salah satu bentuk tari tun ggal yang bertem akan asmara atau gandrungan. Tari Menakjinga Gandrung diciptakan mengambil inspirasi dari peristiwa dalam Babad Mojopahit pada serial Menakjingga balela. Tari Menakjingga Gandrung menceritakan tentang seorang Adipati Blambangan yang sedang jatuh cinta kepada Ratu Ayu Kencana Ungu Mojopahit. Tari Garuda Yaksa Gandrung merujuk salah satu episode dalam cerita Ramayana bagian Sintha Ilang. Tari Garuda Yaksa Gandrung mengukapkan kesan perebutan Dewi Sintha antara Rahwana berhadapan dengan Garuda Jentayu. Pesan Tari Garuda Yaksa Gandrung lebih menekankan pada garap kasmaran Rahwana terhadap Dewi Sintha. Tari Garuda Yaksa Gandrung menggambarkan kegagahan, kewibawaan, keperkasaan, keserakahan serta kegembiraan yang berlebihan. Tari Garuda Yaksa Gandrung memberikan kesan raksasa yang dapat terbang berbentuk Burung. Se ba g a i s u s u n a n t a ri Garud a Yaks a Gandrun g merupakan garapan baru yang berpijak pada tari gagah gaya Yogyakarta dan juga tari gandrungan Gaya Surakarta. Tari Niwatakawaca Gandrung menggambarkan tentang seorang raja Imaimantaka dalam cerita Arjuna Wijaya. Seorang raja raksasa yang sangat sakti seluruh badanya tidak akan dapat dilukai dengan berbagai macam senjata. Seluruh raseksa tunduk, para dewa miris, tintrim, dan tidak dapat mengalahkannya. Atas kekuatan Aji Ginengsokawedha Niwatakawaca menjadi congkak, sombong, pamer, dengki, srei dan tidak puas pada dunia raseksa. Niwatakawaca yang sedang dilanda asmara, gandrung kepada seorang bidadari Dewi Supraba. Suasana yang ingin dimuculkan dalam tari N i watakawac a a da la h suasana kasmaran a t a u gandrung, gagah, bergas dan antep sebagaimana seorang raja sedang membayangkan seorang putri yang dicintainya.

Type: Patent
Not controling keyword: HAKI, Buku, Tari Gandrungan, Tari Gagah, Surakarta
Subject: 1. ISI Surakarta > Tari
Divisions: Faculty of Performance Arts > School of Dance
User deposit: UPT. Perpustakaan
Datestamp: 15 Jan 2019 03:18
Last mod: 15 Jan 2019 03:18
URI: http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/3031

Actions (login required)

View item View item