“GAMELAN TAJEN” Fenomena Sosial Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni

Downloads

Downloads per month over past year

Kariasa, I Nyoman (2012) “GAMELAN TAJEN” Fenomena Sosial Sebagai Sumber Inspirasi Penciptaan Karya Seni. S2 thesis, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA.

[img]
Preview
Text
Deskripsi Karya I Nyoman Kariasa.pdf

Download (4MB) | Preview
Official url: http://repository.isi-ska.ac.id

Abstract

SINOPSIS Era tahun 1930-an pinda adalah masyarakat agraris komunal. Bale Banjar menjadi tempat interaksi masyarakat sehabis melaksanakan kegiatan sehari-hari. Gamelan dan ayam aduan adalah barang mainan para penduduknya seusai mengerjakan sawah. Para wanita juga tak mau kalah dalam berolah seni. Maka tembang-tembang macapat dilantumkan sembari melaksanaakan kegiatan mencari kayu bakar atau kembali dari sawah membantu para suami. Anak-anak juga tak mau ketinggalan dalam mengisi kehidupan. Gamelan yang dipampang di Bale Banjar, juga tak luput sebagai barang mainan. Interaksi bermain gamelan dan mabombong/melatih ayam aduan adalah pemandangan biasa dijumpai di Pinda. Pada suatu ketika, ketika hobi menghasilkan rupiah dan bahkan menghabiskan rupiah, praharapun terjadi. Pergeseran pola hidup dan bahkan pengikisan moral mewarnai kehidupan di Pinda. Gamelan yang sarat dengan nilai dan prestasi mulai terlupakan. Kegiatan menyabung ayam, dari sekedar hobi digarap dengan profesional untuk menghasilkan rupiah tanpa mempertimbangkan aspek hukum maupun agama. Ibu-ibu protes melihat kebiasaan para suami mereka yang sibuk mengurusiayamnya dan mengorbankan tanggung jawab sebagai kepala keluarga yang harus menafkahi anak dan istri. Maka sastra agama menjadi cermin dalam mengupas prahara ini. “Warisan maya” berupa prestasi Gong Kebyar adalah motivasi tersendiri dalam penggarapan komposisi yang terinspirasi dari nilai estetik tajen. Ekstra dan intra musikal mewarnai masing-masing komposisi yang disajikan. Secara umum komposisi ini mengeksplorasi konsep getaran atau vibrasi dari teknik ngembyung, dan teknik-teknik permainan dasar gamelan Bali. Desa Pekaraman sebagai wadah kegiatan sosial masyarakat menjadi sajian pertama yang menyajikan irama melodis dalam membentuk suasana pedesaan dengan tingkah polah para warganya. Sistem taruhan, suasana pertarungan ayam, fikiran dan teriakan para bebotoh dalam menyaksikan pertarungan ayam dan bubarnya tajen menjadi fokus dalam penggarapan komposisi kedua. Kekayaan ritma Gong Kebyar diekplorasi untuk memberikan identitas komposisi ini. Pembunuhan binatang untuk tujuan bersenang-senang, melanggar hukum dan ajaran agama, perputaran ekonomi mikro, berlindung di balik budaya, nilai solidaritas kepentingan, nilai kosmologi menjadikan tajen kontroversial. Komposisi yang ketiga ini menyajikan sistem getaran/vibrasi yang dihasilkan oleh perpaduan nada sebagai kata-kata kebenaran. Perdebatan kontroversi yang terjadi, diungkapkan dengan menyajikan teknik permain dasar yakni ngoret, ngerot, kotekan, yang direspon dengan ekplorasi bunyi dalam berbagai ritme. Kontroversial dengan berbagai pengungkapan masalahnya tetap berlangsung. Sebagai solusinya, renungan menjadi alternatif. Maka dilakukan ritual renungan dengan musik meditatif yang menghadirkan vibrasi bunyi gong dan nada-nada bilah dari nada tinggi ke nada rendah dalam empat oktaf Gong Kebyar. Rebab, suara bajra, dan kulkul memberikan nuansa estetik-religius.

Type: Thesis (S2)
Subject: 1. ISI Surakarta > Penciptaan dan Pengkajian Seni
Divisions: Faculty of Graduate Programs > School of Master Program (S2)
User deposit: Pascasarjana
Datestamp: 04 Jan 2017 07:39
Last mod: 23 Jan 2017 04:35
URI: http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/891

Actions (login required)

View item View item