%T BENTUK PELAGUAN SHOLAWAT TARHIM DI MASJID JAMI’ ASSAGAF PASAR KLIWON SURAKARTA %L eprintsOLD7968 %D 2024 %X Penelitian dengan judul “Bentuk Pelaguan Sholawat Tarhim Di Masjid Jami’ Assagaf, Pasar Kliwon, Surakarta” ini berawal dari ketertarikan mengamati takmir Masjid Jami’ Assagaf yang selalu konsisten mengumandangkan Sholawat Tarhim, yang dipancarkan melalui pengeras suara yang berada di menara masjid, pada setiap menjelang adzan di waktu sholat Subuh, Dhuhur, Ashar, Mgrib, kecuali sholat Isya’, karena waktu antara Magrib ke Isya’ digunakan untuk kegiatan rutin (pengajian). Aktifitas tersebut sudah berlangsung sejak tahun 1990, hingga sekarang (2024). Peneliti berusaha mengungkap dua permasalahan mendasar yang berkaitan dengan Sholawat Tarhim, meliputi: (1) Bagaimana bentuk pelaguan Sholawat Tarhim di Masjid Jami’ Assagaf; dan (2) Bagaimana dampak dari Sholawat Tarhim terhadap masyarakat sekitar Masjid Jami’ Assagaf? Dua permasalahan tersebut dikaji menggunakan teori Allan P. Merriam, diantaranya: (1) sebagai kenikmatan estetis (2) sebagai komunikasi (3) sebagai reaksi jasmani (4) sebagai pengesahan institusi sosial dan ritual agama (5) sebagai sumbangan pada pelestarian dan stabilitas kebudayaan. Selain itu juga menggunakan teori Ralf Appen dan Markus Frei-Hauenschild, antara lain: (1) Verse (2) Chorus (3) Refferein/Reff. Data-data dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara, dan pengamatan terhadap Sholawat Tarhim yang berada di Masjid Jami’ Assagaf. Hasil penelitian menunjukkan: pertama, bahwa bentuk pelaguan Sholawat Tarhim di Masjid Jami’ Assagaf, yang dilafalkan oleh Mahmoud Khalil Al Hussary memiliki 3 (tiga) bagian yakni Verse, Courus, dan Reff. Kedua, bahwa Sholawat Tarhim menggunakan Maqam Bayati, namun memiliki ciri khas irama sendiri. Ketiga, Sholawat Tarhim di Masjid Jami’ Assagaf memiliki dampak positif terhadap masyarakat sekitar, sebagai berikut: (1) Sholawat Tarhim dilantunkan sebagai upaya mengajak jamaah datang ke masjid untuk mengerjakan sholat sunah, sebelum tiba (manjing) waktu sholat. (2) Sholawat Tarhim dilantunkan sebagai upaya membentuk jamaah agar konsisten dalam mengatur waktu, untuk menjalankan ibadah secara tepat waktu. (3) Sholawat Tarhim diputar dimaksudkan untuk mengajak jamaah agar hadir ketika sholat berjamaah. (4) Sholawat Tarhim berdampak pada jamaah yang hadir ke masjid lebih banyak. (5) Sholawat Tarhim dilantunkan sebagai upaya menghadirkan jumlah jamaah di waktu sholat Subuh lebih banyak. (6) Sholawat Tarhim dikumandangkan di waktu menjelang sholat Jumat sebagai upaya menghadirkan jamaah lebih banyak, sebelum khotib naik mimbar. Kata Kunci: Sholawat Tarhim, Masjid Jami’ Assagaf. %K Sholawat Tarhim, Masjid Jami’ Assagaf. %I ISI SURAKARTA %A Sapto Wardana