TY - UNPB EP - 123 N2 - Karya seni Nyawer Manten Pari berangkat dari refleksi atas punahnya ritual Manten Pari di Desa Selokromo dan menyempitnya makna saweran yang sering kali diasosiasikan dengan praktik hiburan semata. Karya ini mencoba menghadirkan kembali nilai-nilai spiritual dan ekologis melalui pendekatan partisipatoris dan kolaboratif. Saweran tidak lagi dimaknai sebagai transaksi uang semata, melainkan sebagai simbol penghormatan terhadap alam, bentuk syukur pasca-panen, dan penghargaan terhadap budaya lokal. Metode penciptaan menggunakan pendekatan 3R (Revisiting, Requestioning, dan Reinterpreting) sebagaimana dikembangkan oleh Eko Supriyanto. Proses penciptaan melibatkan observasi langsung, wawancara dengan tokoh adat, dan eksperimen bentuk melalui pertunjukan lengger, daeng, jaranan, dan rodad. Nyawer Manten Pari ditampilkan sebagai festival ritual yang menyatukan seni pertunjukan dan tradisi lokal dalam ruang publik terbuka. Karya ini membuktikan bahwa tradisi dapat dihidupkan kembali melalui reinterpretasi yang kritis dan kontekstual, menjembatani nilai adat dengan kesadaran ekologi dan semangat partisipasi masyarakat. A1 - Wardana, Agil Pramudya KW - saweran KW - manten pari KW - partisipasi KW - tradisi KW - ekofeminisme TI - NYAWER MANTEN PARI AV - public ID - eprintsOLD7917 M1 - s2 UR - http://repository.isi-ska.ac.id/7917/ PB - ISI Surakarta Y1 - 2025/// ER -