eprintid: 7883 rev_number: 7 eprint_status: archive userid: 24 dir: disk0/00/00/78/83 datestamp: 2025-10-29 07:59:38 lastmod: 2025-10-29 07:59:38 status_changed: 2025-10-29 07:59:38 type: monograph metadata_visibility: show creators_name: Alkaf, Mukhlas creators_name: Suharji, Suharji title: ENKULTURASI DAN PENEGUHAN IDENTITAS SANTRI PADA KESENIAN PROFETIK SHOLAWAT MONTRO DI DESA WONOKROMO, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL ispublished: pub subjects: AC divisions: sch_geo full_text_status: public monograph_type: project_report keywords: seni, enkulturasi, profetik abstract: Berkesenian, selalu dapat dikaitkan derngan aspek batiniah, penghayatan seni berkait erat dengan kehalusan perasaan dan intuisi. Seni juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran budaya (enkulturasi), yaitu proses sosial yang dilakukan oleh seorang individu dalam mempelajari dan menyesuaikan pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem sosial terkait norma, tatanan sosial, dan peraturanperaturan yang hidup dalam sifat kebudayaannya. Penelitin ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif , akan berusaha membahas ragam kesenian Sholawat Montro. Kesenian Sholawat Montro ini pertama kali ditemukan di Dusun Kauman, Kecamatan Pleret dan diciptakan oleh Kanjeng Pangeran Yudhonegoro, atau menantu dari Sultan Hamengkubuwono VIII. Kesenian ini berisi sekelompok penampil dan pengiring musik yang semuanya laki-laki, mereka menyanyikan pujipujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW dengan cara nembang, diiringi musik tradisional gamelan dan terbangan. Kesenian profetik ini muncul sebagai sebuah sarana enkulturasi dan proses belajar sosial bagi warga pendukung. Dalam pemahaman Jawa terdapat pasangan alus-kasar, yang secara tradisional adalah tolok ukur untuk menilai kualitas orang Jawa pada umumnya dan priyayi pada khususnya. Kesadaran akan pentingnya bersikap alus, digambarkan adanya kenyataan bahwa anakanak yang belum dewasa dikatakan durung Jawa, belum bersikap layaknya orang Jawa. Untuk menjadi seorang Jawa dewasa, seseorang harus mampu membawa diri menurut tatakrama dan memenuhi kewajibankewajibannya. Ia juga diharapkan untuk mempelajari aspek batiniah dengan memgetahui aturan-aturan date: 2024-10-31 date_type: completed publisher: ISI Surakarta place_of_pub: Surakarta pages: 71 institution: Institut Seni Indonesia Surakarta department: Fakultas Seni Pertunjukan official_url: https://repository.isi-ska.ac.id referencetext: Abdullah, Irwan. 2006, Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anderson, Benedict,ROG, 1972, “The Idea of Power in Javanese Culture,” Claire Holt (ed) Culture and Politics in Indonesia, Ithaca, Cornel University Alo Liliweri, M. S. 2003. Makna budaya dalam komunikasi antarbudaya, Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara. Bakker SJ., J.W.M. 1984. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius. Bakker. SJ., W. M 2014. Filsafat Kebudayaan. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Chris. Baker, 2005. Cultural Studies. Yogyakarta: Kreasi Wacana. Eko Endarmoko, 2006. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Elly M. 2011. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana. Erniwati, 2011. China Padang dalam Dinamika Masyarakat Minangkabau: dari Revolusi Sampai Reformasi, Jakarta: Universitas Indonesia. Hadi, Sumandiyo, 2006 Seni dalam Ritual Agama, Yogyakarta: Pustaka Harsojo, 1964. Pengantar Antropologi. Bandung: Universitas Negeri Padjadjaran. Harsono, 1967. Pengantar Antropologi. Bandung : Binacipta. Hendropuspito OC, D. 1989. Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius. Jameson, Daphne A. 2007. Reconceptualizing Cultural Identity and Its Role in Intercultural Business Communication. Journal of Business Communication, Vol. 44, July 2007, 281-285. Jacobus Ranjabar, 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung: Alfabeta. Koentjaraningrat, 1972. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. (Jakarta: Dian Rakyat. Koentjaraningrat, 1974. Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.Koentjaraningrat, 1976. Antropologi Kebudayaan, Jakarta: Aksara Baru. Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta, Leslie White, 1959. The Evoulution of Cuture. London: MaqGraw-Hill Book Comp. Mulder, Niels, 1994, Individual and Society in Java : a Cultural Analysis, Yogyakarta; Gadjah Mada University Press Paursen Van, C. A., 1976. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius. Phil. Astrid S. Susanto, 1999. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial,. Jakarta: Putra A bardin. Ralph Linton, 1984. The study of Man – Antropologi Suatu Penyelidikan tentang Manusia. Bandung: Jemmars. Sanusi Pane, 1955, Sejarah Indonesia, Perpustakaan Perguruan Kementerian P.P. dan K.: Djakarta,. Jilid I hal. 155. Soerjono Soekanto, 1996. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suharji, 2014. “Ngesti Utomo Rodhat Dance As A Means Of Bersih Sendang Dadapan Ritual In Boyolali Regency”. Harmonia: Journal of Arts Research and Education. 14 (2) 140-146. Tim Pusat Pengembangan Bahasa, 1997, Kamus besar Bahasa Indonesia / Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Tri Widiarto, 2007. Pengantar Antorpologi Budaya. Salatiga: Widya Sari Press. citation: Alkaf, Mukhlas and Suharji, Suharji (2024) ENKULTURASI DAN PENEGUHAN IDENTITAS SANTRI PADA KESENIAN PROFETIK SHOLAWAT MONTRO DI DESA WONOKROMO, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL. Project Report. ISI Surakarta, Surakarta. document_url: http://repository.isi-ska.ac.id/7883/1/lap_akhir_MUKHLAS%20ALKAF%20dkk%20-UP.pdf