eprintid: 7857 rev_number: 7 eprint_status: archive userid: 27 dir: disk0/00/00/78/57 datestamp: 2025-10-16 04:06:37 lastmod: 2025-10-16 04:06:37 status_changed: 2025-10-16 04:06:37 type: thesis metadata_visibility: show creators_name: Febrianto, Bramantyo Arif title: FUNGSI DAN MAKNA LADRANG WILUJENG PADA UPACARA PAHARGYAN TEMANTÈN GAYA SURAKARTA ispublished: unpub subjects: AI divisions: sch_che full_text_status: public keywords: Ladrang Wilujeng; upacara Pahargyan Temantèn; fungsi; makna. abstract: Penelitian berjudul “Fungsi dan Makna Ladrang Wilujeng pada Upacara Pahargyan Temantèn Gaya Surakarta” bertujuan untuk mengungkapkan permasalahan terkait bentuk, struktur, dan penyajian Ladrang Wilujeng pada upacara Pahargyan Temantèn gaya Surakarta, menjelaskan secara deskriptif fungsi Ladrang Wilujeng pada upacara Pahargyan Temantèn gaya Surakarta, serta mengungkap makna Ladrang Wilujeng pada upacara Pahargyan Temantèn gaya Surakarta. Ketiga permasalahan tersebut dikaji menggunakan teori yang diungkapkan oleh Rahayu Supanggah tentang garap, Alan P. Merriam terkait fungsi musik, serta Marcel Danesi tentang makna. Metode yang digunakan dalam mengkaji penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Tahap awal yang dilakukan meliputi pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tahap kedua yang dilakukan yaitu analisis data, dan tahap ketiga yaitu verifikasi data. Ladrang Wilujeng merupakan gending dengan bentuk ladrang dan memiliki struktur bukå, umpak, ngelik, dan suwuk. Penyajian Ladrang Wilujeng pada upacara Pahargyan Temantèn gaya Surakarta dapat digarap dengan garap kendang setunggal dan garap kendang kalih. Selain sebagai gending pada prosesi temantèn kakung memasuki tempat upacara, Ladrang Wilujeng memiliki fungsi pengungkapan ekspresi, fungsi estetika, dan fungsi representasi simbolis. Ladrang Wilujeng selain memiliki makna keselamatan juga mempunyai makna yang baik untuk kehidupan kedua mempelai diantaranya agar mencapai derajat keluarga laksånå mimi lan mintunå, sigaraning nyåwå, gemi nastiti, rumekså rahayuning garwå, dan mikul dhuwur-mendhem jero. date: 2024-01-16 date_type: completed pages: 1 institution: Institut Seni Indonesia Surakarta department: Fakultas Seni Pertunjukan thesis_type: s1 thesis_name: ssn official_url: http://repository.isi-ska.ac.id/ referencetext: Agoes, Artati. 2001. Kiat Sukses Menyelenggarakan Pesta Perkawinan Adat Jawa (Gaya Surakarta & Yogyakarta). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Bratawijaya, Thomas Wiyasa. 2000. Upacara Perkawinan Adat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Danesi, Marcel. 2011. Pesan, Tanda, dan Makna : Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Jalasutra: Yogyakarta. Dewi, Ita Puspita. 2019. “Mitos Gendhing dalam Upacara Bersih Dusun Dalungan, Kelurahan Macanan, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar”, dalam Sorai, Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol. 12 No. 2 (Desember 2019):93-104. Endraswara, Suwardi. 2009. Mutiara Wicara Jawa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. ___________________. 2012. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Fitria, Indah Ayu. 2018. “Balungan Ladrang Slamet Laras Slendro Pathet Manyura Ditinjau dari Konsep Mancapat”, dalam Resital Vol. 19 No. 3 (Desember 2018): 131-145. Hariwijaya, M. 2004. Tata Cara Penyelenggaraan Perkawinan Adat Jawa. Yogyakarta: Hanggar Kreator. Jamalus. 1981. Musik 4. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Liliweri, Alo. 2003. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. LKiS Yogyakarta: Yogyakarta. Listiani, Vita. 2013. “Unsur Susastra dalam Panyåndrå Pengantin Adat Jawa Gaya Surakarta”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Martopangrawit. 1969. Pengetahuan Karawitan Jilid I. Surakarta: ASKI. _______________. 1972. Pengetahuan Karawitan Jilid II. Surakarta: ASKI. Meriam, Alan P. 1964. The Anthropology of Music. Evanston: Northwestern University Press. Moleong, Lexy J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pitoyo, Djoko. 2009. “Ajaran Moral Berumah Tangga Dalam Serat Darmawasita Karya K.G.P.A.A Mangkunagoro IV”, dalam Jurnal Filsafat UGM Vol.19 No.3 (Desember 2009): 215-233. Poerwadarminta. WJS. 1939. Baoesastra Djawa. Jakarta : JB. Wolters Uitgevers Maatschapprj n.v. Groningen. Batavia. Purwadi. 2007. Upacara Pengantin Jawa. Yogyakarta: Panji Pustaka. Purwanto, Djoko. 2011. Estetika Karawitan. Surakarta: ISI Press. Ratna, Nyoman Kutha. 2015. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rohman, Fatkhur. 2015. “Makna Filosofi Tradisi Upacara Perkawinan Adat Jawa Kraton Surakarta dan Yogyakarta (Studi Komparasi)”. Skripsi. Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Setyani, Niken. 2016. “Fungsi dan Garap Gending Mugi Rahayu”. Skripsi. Institut Seni Indonesia Surakarta. Stainback, Susan William. 1988. Understanding & Conducting Qualitative Research. Dubuque, lowa: Kendall/Hunt Publishing Company. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta. Supanggah, Rahayu. 2002. Bothekan Karawitan I. Jakarta: MSPI. __________________. 2007. Bothekan Karawitan II. Surakarta: ISI Press. Utami, Yuni Her. 2013. “Nilai Moral yang Terkandung dalam Cakepan GendingGending Iringan Upacara Pengantin Adat Jawa”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Waridi, dkk. 1993. Gending-Gending Pahargyan Gaya Surakarta: Gendhing Manton. Laporan Penelitian. Surakarta: STSI Surakarta. citation: Febrianto, Bramantyo Arif (2024) FUNGSI DAN MAKNA LADRANG WILUJENG PADA UPACARA PAHARGYAN TEMANTÈN GAYA SURAKARTA. S1 thesis, Institut Seni Indonesia Surakarta. document_url: http://repository.isi-ska.ac.id/7857/1/Hasil%20Bram.pdf