eprintid: 7819 rev_number: 7 eprint_status: archive userid: 15 dir: disk0/00/00/78/19 datestamp: 2025-09-29 08:38:33 lastmod: 2025-09-29 08:38:33 status_changed: 2025-09-29 08:38:33 type: article metadata_visibility: show creators_name: Setiawan, Aris title: Tot Tot Wuk Wuk ispublished: pub subjects: AM divisions: sch_civ full_text_status: public keywords: onomatope, fonestetis, kritik sosial abstract: Esai “Tot Tot Wuk Wuk” mengulas fenomena seruan “Stop Tot Tot Wuk Wuk” yang marak di media sosial sebagai ekspresi penolakan masyarakat terhadap penggunaan sirene dan lampu strobo secara sembarangan oleh pejabat maupun kendaraan tak berhak. Ungkapan “tot tot wuk wuk” merupakan onomatope atau tiruan bunyi yang merepresentasikan suara sirene. Penulis menekankan bahwa onomatope sudah akrab dalam kehidupan masyarakat, bahkan dalam dunia musik tradisi seperti gamelan. Contoh yang dikemukakan adalah kata “gong,” yang secara fonestetis mencerminkan suara bulat, dalam, dan panjang; serta “bedug,” yang berasal dari “be-” dan “dug” dengan nuansa suara berat dan tumpul. Melalui pendekatan fonestetis, esai ini menyoroti bahwa bunyi tidak hanya menyampaikan suara, melainkan juga makna sosial dan simbolis. “Tot tot wuk wuk” lebih dari sekadar tiruan sirene: ia menghadirkan narasi tentang kepongahan, keinginan untuk didahulukan, dan dorongan untuk mendominasi. Penulis menutup dengan sentuhan humor, membandingkan sikap pongah sirene dengan seorang pemuda jomblo yang hendak “men-tot tot wuk wuk” hati perempuan idamannya. Dengan demikian, esai ini tidak hanya membongkar dimensi linguistik onomatope, tetapi juga kritik sosial atas perilaku arogan di ruang publik. date: 2025-10-05 date_type: published publication: Majalah Tempo publisher: PT Tempo Inti Media pagerange: 104-104 refereed: TRUE issn: - official_url: http://repository.isi-ska.ac.id citation: Setiawan, Aris (2025) Tot Tot Wuk Wuk. Majalah Tempo. p. 104. ISSN - document_url: http://repository.isi-ska.ac.id/7819/1/Tempo%2029092025.pdf