eprintid: 7786 rev_number: 7 eprint_status: archive userid: 24 dir: disk0/00/00/77/86 datestamp: 2025-09-16 08:36:47 lastmod: 2025-09-16 08:36:47 status_changed: 2025-09-16 08:36:47 type: monograph metadata_visibility: show creators_name: Novianto, Wahyu creators_name: Isnanta, Satriana Didiek title: KONSEP BENTUK SENI RUPA PERTUNJUKAN BERIDENTITAS KULTURAL ispublished: unpub subjects: AZ divisions: sch_eng full_text_status: public monograph_type: project_report keywords: seni Intermedia, seni rupa pertunjukan; budaya lokal; identitas kultural abstract: Seni kontemporer melalui konsep postmodernisme mengakui dan menghargai pluralitas dan oleh sebab itu memberi peluang bagi masuknya nilai-nilai lokal dan tradisi bangsa manapun untuk masuk ke dalamnya. Salah satu bentuk seni rupa kontemporer yaitu performance art/ seni performans, satu cabang seni rupa yang menggunakan tubuh sebagai medium utamanya. Seni performans merupakan penggabungan seni rupa dengan seni pertunjukan persilangan antara pameran seni rupa dengan pertunjukan teatrikal. Dalam hal ini ditampilkan unsur rupa, musik, dan gerak, namun menghindari adanya alur cerita secara tradisional. Praktik seni performans di Indonesia sangat unik, berbeda dengan performance art barat. Hal tersebut dikarenakan para praktisi performance art di Indonesia tidak belajar performance art secara formal dan kebanyakan pelakunya lebih mendekat pada seni pertunjukan seperti teater atau seni tari. Hal ini berarti ada satu ceruk yang dapat diteliti yaitu konsep seni rupa pertunjukan “versi” Indonesia yang beridentitas kultural yang berbeda dengan performance art barat. Tujuan umum penelitian adalah menemukan konsep seni rupa pertunjukan versi Indonesia yang beridentitas kultural. Hal ini penting karena selama ini praktik maupun wacana dalam medan seni rupa di Indonesia, performance art sangat berbeda dengan yang berkembang di barat. Di Indonesia lebih banyak atau lebih dekat dengan seni pertunjukan seperti seni tari, seni teater atau ritual tradisi. Oleh karena itu penting kiranya disusun konsep bentuk seni rupa pertunjukan versi Indonesia yang beridentitas kultural. Penelitian ini menggunakan pendekatan case studies, dengan single case design yaitu suatu penelitian studi kasus yang menekankan penelitian hanya pada sebuah unit kasus aja. Kasus dalam penelitian ini untuk memgungkap praktik performance art yang ada di Indonesia. Ruang lingkup penelitian meliputi aspek karya seni, pelaku seni, dan sistem perancangan karya seni rupa pertunjukan. Langkah penelitian meliputi (1) Menyikapi fenomena seni rupa pertunjukan dalam medan seni rupa Indonesia dari sudut pandang pelaku (2) konten dan penampilan seni rupa pertunjukan dari sudut pandang pelaku, (3) Karakteristik unsur-unsur estetika telah dikuasai dan dipahami. Luaran penelitian meliputi draft artikel jurnal internasional date: 2023-11-30 date_type: completed publisher: ISI Surakarta place_of_pub: Surakarta pages: 48 institution: Institut Seni Indonesia Surakarta department: Fakultas Seni Pertunjukan official_url: https://repository.isi-ska.ac.id referencetext: Bann, Stephen, 1970, Experimental Painting: Construction, Abstraction, Destruction, Reduction, London: Studio Vista. 2. Boas, Franz, 1955, Primitive Art, Mineola, New York ,Dover Publications. 3. Dharsono, Sony Kartika, 2016. Kreasi Artistik, LPKBN Citra Sains : Surakarta. 4. Eko Supendi, Satriana Didiek Isnanta, 2020, Studi Penciptaan Karya Site Specific Dance “Helai Kertas”, dalam jurnal Acintya Vol. 12 No. 1. 5. Hadiwijono, Harun. 1983. Konsepsi Tentang Manusia dalam Kebatinan Jawa. Jakarta: Sinar Harapan. 6. Kloetzel, Melanie, 2015, ”Site Dance: Choreographers and the Lure of Alternative Spaces,” dalam academia. edu, diunduh Isnanta, 2 Oktober 2019 pukul: 23.15 Wib. 7. Kusmara, Andryanto Rikrik, , 2011. “Medium Seni dalam Medan Sosial Seni Rupa Kontemporer Indonesia”, dalam Disertasi Program Studi Ilmu Seni Rupa dan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. 8. Maria, Mia, 2015. Berbagi Pengetahuan Tentang Seni Rupa Indonesia, yayasan Jakarta Bienale: Jakarta. 9. Primadi Tabrani, 2006, Kreativitas dan Humanitas, Yogyakarta, Jalasutra. 10. Rosenthal, Mark, 2002. Understanding Installation Art: From Duchamp to Holzer, Prestel: Munich. 11. Setyawan, Agus Nur, “Meniti Jejak Makna Kesuburan dalam Simbolisasi Loro Blonyo”. Jurnal Ilmiah Gradasi Vol 1 no. 1 Mei 2000, hal. 45-5444 12. Soeratman, Darsiti,1989. Kehidupan Dunia Kraton Surakarta 1830 – 1939, Yogyakarta : Penerbit Taman Siswa. 13. Subiyantoro, Slamet, 2009. “Patung Loro blonyo dalam Kosmologi Jawa”, dalam Jurnal ilmiah Humaniora, VOL. 21 NO. 2 Juni 2009. 14. Sulistyo, Edy Try dan Jamal Wiwoho, 2009. “Studi Simbolisme Dan Identifikasi Seni Patung Loro Blonyo Berbasis “Haki “ Sebagai Upaya Melestarikan Konsep Keseimbangan Lingkungan Sosial Budaya Masyarakat Jawa”, dalam artikel Hasil Penelitian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 15. Yudoseputra,W. 1993. Pengantar Wawasan Seni Budaya. Jakarta:Pusat Perbukuan Depdikbud. 16. Walker, John A, 1977, Glossary of Art, Architecture and design Since 1945, London, Penerbit Clive Bingley LTD. citation: Novianto, Wahyu and Isnanta, Satriana Didiek (2023) KONSEP BENTUK SENI RUPA PERTUNJUKAN BERIDENTITAS KULTURAL. Project Report. ISI Surakarta, Surakarta. (Unpublished) document_url: http://repository.isi-ska.ac.id/7786/1/lap_akhir_Wahyu%20Novianto%2CSatriana%20Didik%20Isnanta-%20UP.pdf