%D 2025 %X Fenomena sound horeg di ruang publik menunjukkan bagaimana teknologi audio berdaya tinggi menciptakan pengalaman sonik yang unik sekaligus kontroversial. Sistem pengeras suara yang menghasilkan intensitas 120–135 desibel, jauh di atas ambang batas aman WHO, menghadirkan stimulasi multisensorik: dentuman bass tidak hanya terdengar, tetapi juga dirasakan secara fisik. Penggemar setia sound horeg menemukan daya tariknya pada manipulasi audio digital yang mengubah kebisingan menjadi pertunjukan, menimbulkan sensasi euforia, dan memicu respons tubuh instingtif. Kondisi ini memperlihatkan bagaimana “noise” disulap menjadi “voice”, sehingga bising bertransformasi menjadi medium hiburan. Dominasi sonik di ruang publik menciptakan “gelembung audio”, yang memisahkan peserta dari realitas sehari-hari dan menimbulkan pengalaman psikologis mirip keadaan flow. Pola repetitif dan ritme yang terprediksi menjadikan sound horeg bersifat adiktif, memelihara keterlibatan audiens secara berkelanjutan. Fenomena ini membuka diskusi lebih luas mengenai kebebasan berekspresi, kesehatan publik, serta pergeseran makna ruang bersama dalam masyarakat kontemporer. Dengan demikian, sound horeg bukan hanya sekadar musik keras, tetapi cerminan kompleksitas budaya urban dalam menghadapi tarik-menarik antara teknologi, hiburan, dan tanggung jawab sosial. %T Sound Horeg, Ekstase Sonik di Ruang Publik %I PT Tempo Inti Media %J Koran Tempo %K sound horeg, ruang publik, budaya urban %L eprintsOLD7669 %A Aris Setiawan