%K Perempuan, Pusako, Ampu, Film Fiksi, Struktur Gurindam %X Tesis karya seni berjudul “Ampu” merupakan karya ungkap dari pengkarya sebagai sarana kritik sosial terhadap fenomena sosiokultural yang terjadi pada masyarakat Minangkabau. Ampu adalah empu jari yang dianggap “sebagai yang pertama, utama dan mulia” merujuk pada perempuan. Perempuan dalam budaya Minang dianggap sebagai seorang Bundo Kanduang diartikan sebagai 'ibu sejati' yang kedudukan dan status sosialnya sangat menentukan kehidupan moral dan martabat suatu keluarga atau masyarakat seperti diibaratkan limpapeh rumah nan gadang, pemegang kunci harta pusaka, permata rumah gadang dan tiangnya rumah gadang. Film "Ampu" dibuat dengan tujuan untuk membahas fenomena sosial-kultural mengenai cara masyarakat Minangkabau melihat tanah (bumi) sebagai pusako, peran perempuan sebagai penjaga bumi, dan masalah harta pusaka sebagai akibat dari perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Film "Ampu" dimaksudkan untuk berfungsi sebagai media kritis dan sarana untuk mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam gagasan penciptaan. Gundam menjadi ide penciptaan film fiksi pendek yang menampilkan perempuan Minangkabau dan dinamika pusako tinggi dalam bentuk skenario visual. Puisi yang disebut gurindam menggabungkan sajak dan peribahasa. Dalam struktur gurindam, setiap baris memiliki rima a-a, b-b, c-c, dan d-d. Setiap baris berhubungan satu sama lain, dan hubungan sebab akibat sangat penting bagi penulis untuk meningkatkan unsur-unsur intrinsik yang ada dalam film fiksi Ampu. %D 2024 %L eprintsOLD7414 %I ISI Surakarta %A Putri Ayu Lestari %T AMPU Film Fiksi Etnografis Tentang Kedudukan Perempuan, Harta Pusaka Dan Tanah Dalam Masyarakat Minangkabau