%J Majalah Gong %A Fawarti Gendra Nata Utami %A Joko Suranto Gombloh %N 17 %V 2000 %D 2000 %X Artikel ini menggambarkan sosok I Wayan Sadra sebagai komponis eksperimental yang menjadikan kenakalan masa kecilnya sebagai titik tolak kreativitas seni yang melampaui batas tradisi. Sadra tidak sekadar menciptakan musik, tetapi juga merancang karya lintas media yang sarat gagasan dan refleksi, seperti Bunyi Bagi Suara yang Kalah yang menyuarakan ketertindasan sosial-politik. Ia menolak sakralisasi tradisi musik Bali dan menggantikannya dengan pendekatan yang membebaskan bunyi dari nilai-nilai simbolik. Kesetaraan, transparansi, dan kepekaan batin menjadi landasan dalam kerja kolektifnya bersama Sano Seni Ensemble. Sadra juga kritis terhadap praktik kolaborasi yang bersifat proyek dan membuka celah korupsi dalam kesenian. Ia menyayangkan kebudayaan yang hanya dipahami sebagai ekspresi lahiriah tanpa menyentuh ranah kebudayaan batin, yakni pengalaman emosional dan kesadaran dalam berkesenian. Pandangannya menunjukkan bahwa kebudayaan seharusnya tidak semata-mata dikaji dari artefak dan peninggalan, tetapi juga dari refleksi batin manusia yang mengalaminya. Pemikiran dan praktik Sadra menawarkan jalan alternatif dalam penciptaan seni kontemporer yang berani, reflektif, dan melawan kekakuan sistem budaya yang mapan. %K kebudayaan batin, musik eksperimental, dekonstruksi tradisi %T I Wayan Sadra: Kita Tidak Memikirkan Kebudayaan Batin %L eprintsOLD7347 %I Yayasan Media dan Seni Tradisi