%X Reog Ponorogo, yang diakui oleh UNESCO pada Desember 2024, telah meningkatkan popularitas dan pertumbuhan ekonomi pariwisata di Ponorogo. Pengakuan ini mendorong sektor pariwisata melalui peningkatan jumlah wisatawan. Namun, tantangan muncul dalam homogenisasi pertunjukan Reog, terutama dalam festival besar, yang mengarah pada hilangnya variasi dan keunikan pertunjukan tradisional di tingkat desa. Fenomena ini berpotensi mengurangi daya tarik Reog Ponorogo sebagai seni yang dinamis dan beragam. Reog Obyog, bentuk pertunjukan lebih spontan di desa, sering terabaikan meskipun memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan yang mencari pengalaman lebih autentik. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pendekatan yang lebih holistik dengan program pelatihan bagi seniman lokal, yang memungkinkan mereka untuk mempertahankan identitas budaya sambil meningkatkan kualitas pertunjukan. Mengembangkan paket wisata yang mengintegrasikan pengalaman interaktif dengan pertunjukan Reog dapat meningkatkan kepuasan wisatawan, serta memperkenalkan Reog Ponorogo secara lebih luas. Pemberdayaan seniman lokal juga penting untuk mendukung keberlanjutan pariwisata dan mempertahankan kekayaan seni tradisional Reog. %T Reog Ponorogo, Pariwisata, dan Tantangan Pasca Pengakuan UNESCO %A Aris Setiawan %L eprintsOLD7152 %K Reog Ponorogo, pariwisata, homogenisasi %C Ponorogo %D 2025