%0 Thesis
%9 S1
%A PALUPI, ZEFANYA ERWANTI
%B Fakultas Seni Rupa dan Desain
%D 2024
%F eprintsOLD:7118
%I Institut Seni Indonesia Surakarta
%K Wayang Beber Kontemporer, Panel Dinding, Spon Ati, Bubuksah dan  Gagang Aking.
%P 91
%T BUBUKSAH DAN GAGANG AKING SEBAGAI IDE  PENCIPTAAN WAYANG BEBER KONTEMPORER  PADA PANEL DINDING BUATAN
%U http://repository.isi-ska.ac.id/7118/
%X vi  ABSTRAK  Zefanya Erwanti Palupi. NIM: 191471024 “BUBUKSAH DAN GAGANG  AKING SEBAGAI IDE PENCIPTAAN WAYANG BEBER  KONTEMPORER PADA PANEL DINDING BUATAN” Tugas Akhir Karya,  Program Studi S-1 Kriya, Jurusan Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut  Seni Indonesia Surakarta.  Wayang beber merupakan salah satu seni tradisional Indonesia yang memiliki  keunikan tersendiri karena berbentuk lembaran kain panjang dengan adegan yang  berurutan yang ditampilkan dengan cara dibentangkan. Dalam era modern, seni ini  tetap relevan dan dapat diadaptasi ke dalam berbagai cerita dan media salah satunya  pada panel dinding berbahan spon ati. Penggunaan spon ati dirasa efektif karena  memiliki tekstur yang lembut dan fleksibel. Dalam proses penciptaan karya, penulis  menggabungkan unsur modern dan tradisional untuk menciptakan karya yang unik  dan inovatif. Hasil penciptaan karya ini diharapkan dapat menjadi media yang  efektif untuk menyampaikan cerita tradisional dan pengenalan wayang beber  kepada generasi muda, serta memberikan alternatif baru dalam mempertahankan  dan menghidupkan kembali warisan budaya melalui visual yang lebih modern.  Pendekatan dalam tugas akhir karya ini didukung dengan teori Dharsono Sony  Kartika yang memiliki tiga komponen proses penciptaan karya yaitu tema, bentuk,  dan isi. Metode penciptaan karya yang digunakan adalah tiga tahap penciptaan SP  Gustami yang terdiri dari tahap eksplorasi, tahap perancangan, dan tahap  perwujudan. Dengan menggabungkan tradisi dan inovasi, penciptaan karya wayang  beber kontemporer dengan ide cerita Bubuksah dan Gagang Aking pada panel  dinding dapat menjadi karya yang, serta membawa pesan dan cerita yang lebih bisa  diterima semua kalangan.