Setiawan, Aris (2025) Konflik Royalti ”Performing Rights” dan Polarisasi Musisi. Kompas Id. ISSN -
|
Text
Konflik Royalti ”Performing Rights” dan Polarisasi Musisi.pdf Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (6MB) | Preview |
Abstract
Esai ini mengkaji konflik royalti performing rights dalam industri musik Indonesia yang memunculkan polarisasi antara pencipta lagu dan pelaku pertunjukan. Dua kubu utama, yakni Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) dan Vibrasi Suara Indonesia (VISI), muncul dengan agenda yang berbeda. AKSI memperjuangkan hak ekonomi pencipta lagu dan mendukung sistem Digital Direct License (DDL) sebagai alternatif dari Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN). Sebaliknya, VISI, yang diinisiasi para penyanyi, mengajukan judicial review terhadap UU Hak Cipta ke Mahkamah Konstitusi, meminta fleksibilitas dalam sistem royalti. Kasus Agnez Mo vs Ari Bias menjadi titik balik yang menegaskan urgensi perlindungan hak cipta sekaligus memunculkan keresahan atas kebebasan berekspresi musisi. Esai ini menyoroti dampak kebijakan terhadap pelaku pertunjukan skala kecil, problematika transparansi di LMKN, serta implikasi hukum dan ekonomi dari kemungkinan perubahan regulasi. Penulis mengusulkan dialog multipihak dan kolaborasi antara sistem LMKN, DDL, dan revisi UU Hak Cipta sebagai solusi jangka panjang. Esai ini merekomendasikan pendekatan holistik untuk menciptakan keseimbangan yang adil antara perlindungan hak ekonomi pencipta lagu dan kebebasan berekspresi pelaku pertunjukan.
Type: | Article |
---|---|
Not controling keyword: | royalti musik, performing rights, industri musik Indonesia |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Etnomusikologi |
Divisions: | Faculty of Performance Arts > School of Etnomusicology |
User deposit: | UPT. Perpustakaan |
Datestamp: | 09 Apr 2025 08:10 |
Last mod: | 09 Apr 2025 08:10 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/7211 |
Actions (login required)
![]() |
View item |