Setiawan, Aris (2025) Industri Alat Musik Bangkrut. SOLOPOS. ISSN -
|
Text
Solopos 15032025.pdf Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (439kB) | Preview |
Abstract
Industri alat musik di Indonesia menghadapi krisis besar, dengan PHK 1.100 karyawan di PT. Yamaha Music Product Asia sebagai dampak dari perubahan teknologi digital. Perkembangan perangkat lunak pembuat musik, seperti digital audio workstations (DAW), menggantikan peran instrumen fisik dalam produksi musik. Hal ini menyebabkan generasi muda lebih memilih menciptakan musik secara digital karena kemudahan dan biaya yang lebih terjangkau. Perangkat lunak mampu meniru suara alat musik fisik dengan kualitas yang hampir sempurna, sementara alat musik konvensional semakin mahal dan sulit diproduksi. Perusahaan alat musik kesulitan mempertahankan keuntungan, ditambah dengan penurunan permintaan global. Pendidikan musik pun beralih mengajarkan penggunaan DAW, yang mengurangi minat untuk membeli alat musik fisik. Perusahaan manufaktur alat musik gagal beradaptasi dengan tren musik digital dan user-generated content, mempercepat penurunan pasar mereka. Pergeseran nilai juga terjadi, di mana generasi muda lebih menghargai kemudahan dalam membuat musik daripada penguasaan keterampilan dalam memainkan alat musik. Dominasi perusahaan perangkat lunak musik semakin memperlebar ketimpangan dengan produsen alat musik konvensional, yang mengakibatkan perubahan dalam cara masyarakat memandang seni musik.
Type: | Article |
---|---|
Not controling keyword: | industri alat musik, digital audio workstation, perubahan teknologi |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Etnomusikologi |
Divisions: | Faculty of Performance Arts > School of Etnomusicology |
User deposit: | UPT. Perpustakaan |
Datestamp: | 17 Mar 2025 04:47 |
Last mod: | 17 Mar 2025 04:47 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/7177 |
Actions (login required)
![]() |
View item |