Novianto, Wahyu (2025) DRAMATURGI PERTUNJUKAN TEATER GAPIT DALAM HEGEMONI POLITIK DAN ESTETIKA ORDE BARU. S3 thesis, ISI Surakarta.
![]() |
Text
DESERTASI WAHYU NOVIANTO 2025 pot.pdf Download (1MB) |
Abstract
Teater Gapit adalah teater modern Indonesia berbahasa Jawa ngoko yang menghadirkan persoalan-persoalan sosial-budaya, politik, dan ekonomi dalam tatanan Orde Baru yang kapitalistik. Pilihan bahasa Jawa ngoko menjadi berbeda dengan kelompok-kelompok teater modern Indonesia lainnya di era 1980-an. Penggunaan bahasa Jawa ngoko bertentangan dengan tatanan hegemoni politik dan hegemoni estetika Orde Baru yang krama, mengutamakan kesopanan, harmonis, dan adiluhung. Serta bertentangan dengan tatanan teater kritik era 1980-an yang simbolik, satire, dan pasemon. Strategi dramaturgi Teater Gapit dalam tatanan hegemoni politik, hegemoni estetika, dan tatanan dramaturgi teater kritik menjadi masalah utama dalam penelitian ini. Pendekatan dramaturgi dan hegemoni digunakan dalam penelitian ini. Dramaturgi dari Robert D. Benford dipakai untuk mengungkap aspek-aspek dramatik sebagai representasi dari relasi kuasa antara kelas dominan dan subordinat, sementara dramaturgi realisme epik dari Bertolt Brecht memberi penekanan pada teater sebagai alat kesadaran kritis. Dan teori hegemoni yang digagas oleh Antonio Gramsci dipakai untuk melihat negosiasi-negosiasi dalam pertarungan memperoleh kekuasaan ideologis merebut common sense. Metode penelitian didasarkan pada paradigma kritis dengan pendekatan analisis isi. Data utama adalah dokumentasi ketiga pertunjukan Teater Gapit yaitu Rol (1983), Leng (1985), dan Tuk (1989). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyimak dokumentasi dan literatur, serta wawancara. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu identifikasi, evaluasi, dan penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi mlipir digunakan oleh Teater Gapit dalam menghadapai tatanan hegemoni politik Orde Baru, dan strategi ngoko dipakai dalam menghadapi tatanan hegemoni estetika Orde Baru. Mlipir dan ngoko menjadi strategi dramaturgi Teater Gapit dalam menghadapi tatanan teater kritik era 1980-an. Ngoko yang dilakukan bukan untuk menjadi bloko terhadap kekuasaan Orde Baru, melainkan untuk keluar dari tatanan dramaturgi teater kritik yang mlipir (simbolik, satire, dan pasemon). Teater Gapit menciptakan mlipir yang khas berbasis pada tradisi Jawa. Dari keseluruhan penelitian yang dilakukan didapatkan konsep dramaturgi Realisme Jawa yang memiliki empat prinsip dasar, yaitu 1) menghindari konflik secara terbuka (mlipir); 2) menunggu datangnya kekuatan lain yang akan mengembalikan suatu tatanan (ngenteni); 3) tidak boleh mendahului sebelum segala sesuatu telah ditetapkan (aja nggege mangsa); dan 4) kesetiaan yang berlebihan terhadap suatu nilai tertentu (ngugemi).
Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Not controling keyword: | dramaturgi, hegemoni, politik, estetika, orde baru |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Penciptaan dan Pengkajian Seni |
Divisions: | Faculty of Graduate Programs > School of Doctoral Program (S3) |
User deposit: | Nyono Nyono Nyono |
Datestamp: | 07 Feb 2025 03:27 |
Last mod: | 07 Feb 2025 03:27 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/7084 |
Actions (login required)
![]() |
View item |