Setiawan, Aris (2024) Nyanyian Terakhir Mbah Kodok. SOLOPOS. ISSN -
|
Text
SOLOPOS 24-25 Agustus 2024.pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (405kB) | Preview |
Abstract
Artikel ini mengisahkan kehidupan dan warisan Mbah Kodok, seorang seniman yang dikenal karena pandangan artistiknya yang unik dan kontribusinya terhadap seni di Indonesia. Mbah Kodok memilih jalur yang berbeda dari arus utama seni modern, menekankan pentingnya kebebasan berekspresi dan orisinalitas dalam karya seninya. Dia menolak hirarki dan status sosial dalam seni, menciptakan ruang inklusif bagi seniman dari berbagai latar belakang untuk merasa dihargai tanpa syarat. Melalui musik dan seni pertunjukan, Mbah Kodok memanfaatkan kesendirian dan keheningan sebagai alat untuk refleksi mendalam, menantang norma-norma sosial, dan mengajak kita mempertimbangkan kembali apa yang dianggap wajar atau tidak dalam konteks budaya. Warisannya adalah pelajaran tentang kebebasan dan keberadaan di tengah masyarakat yang terobsesi dengan pencapaian dan eksistensi. Mbah Kodok, yang meninggal pada usia 73 tahun, meninggalkan refleksi tentang antitesis dari eksistensialisme tradisional, mengajarkan bahwa ada keindahan dalam menjalani hidup tanpa tujuan tetap, tetap setia pada diri sendiri, dan terbuka terhadap segala kemungkinan.
Type: | Article |
---|---|
Not controling keyword: | Mbah Kodok, kebebasan berekspresi, antitesis eksistensialisme |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Etnomusikologi |
Divisions: | Faculty of Performance Arts > School of Etnomusicology |
User deposit: | UPT. Perpustakaan |
Datestamp: | 26 Aug 2024 04:57 |
Last mod: | 31 Aug 2024 04:02 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/6755 |
Actions (login required)
View item |