PAJAGA BONE BALLA ANADDARA SULESSANA: BENTUK, MAKNA SIMBOLIK, DAN SISTEM PEWARISAN DALAM MASYARAKAT LUWU

Downloads

Downloads per month over past year

Nurwahidah, Nurwahidah (2020) PAJAGA BONE BALLA ANADDARA SULESSANA: BENTUK, MAKNA SIMBOLIK, DAN SISTEM PEWARISAN DALAM MASYARAKAT LUWU. S3 thesis, ISI Surakarta.

[img] Text
DISERTASI NURWAIDAH 2020 pot.pdf

Download (3MB)

Abstract

Penelitian Pajaga Bone Balla Anaddara Sulessana (PBBAS) merupakan pelacakan untuk mengungkap bentuk, makna simbolik, dan sistem pewarisan PBBAS dalam Masyarakat Luwu dengan menggunakan pendekatan etnokoreologis dalam membedah PBBAS secara teks dan kontekstual, yang didukung dengan beberapa teori dan di tuliskan secara deskriptif kualitatif.Teori bentuk digunakan untuk mengungkap elemenelemen yang terintegrasi menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai wujud sajian tari PBBAS. Teori simbol dan makna mengungkap simbol dan makna teks tari dan teks pertunjukan PBBAS dalam masyarakat Luwu. Teori sistem transmisi menguak tentang pola dan aturan-aturan dalam pewarisan PBBAS dalam masyarakat Luwu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBBAS memiliki bentuk penyajian yang tidak terlepas dari tata aturan dalam istana Kedatuan Luwu. Keseluruhan teks tari maupun teks pertunjukan PBBAS merupakan simbol yang memiliki makna dalam masyarakat Luwu. Teks tari merupakan simbol yang bermakna stratifikasi Ana’ Arung dalam masyarakat Luwu yang terangkum dalam nilai-nilai pangngadereng, siri’ na pesse, sulapa’ eppa, dan kosmogoni masyarakat Luwu.Teks pertunjukan sebagai simbol yang bermakna bahwa masyarakat Luwu masseddi siri’, yang berarti bahwa masyarakat Luwu beritikad sama dalam menjaga harkat dan martabat sebagai satu akar rumpun keluarga yaitu wija to Luwu yang memiliki abbatireng asulessanangeng. Selain makna simbolik, juga terdapat sistem nilai yang terangkum dalam nilai historis maupun nilai sosial yang menjadi pembentuk kekuatan bertahan PBBAS di Kedatuan Luwu. Sistem pewarisan PBBAS pada masa lampau ditransmisikan secara Ammanareng dengan klasifikasi pewaris mappajaga/pappajaga dan ipajagai. Seiring berjalannya waktu sistem transmisi lebih terbuka dengan penambahan Amannareng Ipakalebbi/pappakalebbi, dengan pola pewarisan belajar kepada ayah/ibu sebagai pewaris PBBAS, ikut belajar pada sanggar tari yang memiliki legitimasi dalam mewariskan PBBAS dalam wilayah Kedatuan Luwu. Mengerucutkan keseluruhan hasil penelitian di atas kemudian ditemukan bahwa PBBAS termasuk di dalamnya Pajaga Sulessana merupakan media edukasi bagi perempuan pewaris, dan media penyiapan permaisuri, dan pembentuk pemimpin perempuan di Kedatuan Luwu. Terkhusus kepada perempuan pewaris di masa kini, Pajaga Sulessana merupakan Pallapi siri.

Type: Thesis (S3)
Not controling keyword: Tari Pajaga Sulessana, Bentuk, Makna Simbolik, Sistem Pewarisan
Subject: 1. ISI Surakarta > Penciptaan dan Pengkajian Seni
Divisions: Faculty of Graduate Programs > School of Doctoral Program (S3)
User deposit: Nyono Nyono Nyono
Datestamp: 29 May 2024 02:22
Last mod: 29 May 2024 02:22
URI: http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/6601

Actions (login required)

View item View item