Fausta, Ega (2019) INOVASI LARAS SALÉNDRO R.M.A. KOESOEMADINATA PADA ANGKLUNG PENTATONIS RAGAM LARAS. S2 thesis, ISI Surakarta.
|
Text
TESIS Ega Fausta 2019 pot.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Angklung Pentatonis Ragam Laras (APRL) merupakan salah satu produk inovasi angklung yang diciptakan pada tahun 2017 melalui proses eksperimen oleh Endah Irawan dkk. Angklung pentatonis ragam laras (APRL) merupakan suatu anambel musik yang terdiri atas beberapa jenis instrumen yang terbuat dari bahan bambu yang secara instrumentasi menerapkan konsep kolaboratif antara orkestrasi gamelan dan musik Barat. Ansambel ini menjadi suatu inovasi baru dalam dunia seni tradisional Sunda karena memiliki pola pelarasan/ sistem tangga nada khas yang menghimpun beberapa pola pelarasan dalam karawitan Sunda yaitu Saléndro, Degung dan Madenda yang biasa terdapat pada ansambel yang berbeda–beda. Konsep laras tersebut diadaptasi dari konsep laras 15 nada R.M.A. Koesoemadinata. Tulisan ini mencoba menganalisis beberapa persoalan seputar latar belakang penciptaan angklung pentatonis ragam laras (APRL), implementasi inovasi laras Saléndro R.M.A. Koesoemadinata pada APRL dan garap, respon serta dampak inovasi laras tersebut terhadap lagu-lagu karawitan Sunda. Penelitian ini menggunakan metode campuran tipe paralel konvergen dengan menggabungkan dua jenis data penelitian yaitu data kualitatif dan kuantitatif untuk dapat menjawab rumusan masalah secara komprehensif. Sedangkan sebagai landasan konseptual, penelitian ini juga dibantu dengan teori inovasi dan konsep laras R.M.A. Koesoemadinata yang digunakan sebagai piranti analisisnya. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa instrumen APRL ini termasuk pada jenis research invertorship yang dibuat dengan tujuan (1) menambah daya nilai tawar angklung Indonesia, (2) memperkaya ragam angklung Sunda yang selama ini sudah lebih dulu dikembangkan melalui angklung diatonisnya Daeng Sutigna dan Mang Udjo Ngalagena, (3) merevitalisasi angklung-angklung Sunda yang telah terpinggirkan, seperti: angklung gubrag, angklung sered, angklung barang, angklung bungko, dan angklung Sunda lainnya, (4) mengatasi kesenjangan materi pendidikan seni, dan (5) membuka peluang kerja masyarakat. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis pola pelarasan, angklung pentatonis ragam laras yang mengadaptasi sistem pelarasan rakitan Saléndro 15 nada R.M.A. Koesoemadinata ini ternyata masih menghasilkan pola pelarasan Saléndro yang memiliki tingkat kemiripan dengan pola pelarasan Saléndro yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menunjukkan bahwa konsep laras Saléndro R.M.A.Koesoemadinata memiliki relevansi dengan kenyataan praktik di lapangan. Lebih lanjut, adaptasi laras saléndro 15 nada R.M.A. Koesoemadinata ini juga telah memberikan dampak pada garap musikal lagu-lagu Sunda yang telah di re-arransement terutama dari segi pengembangan pola tabuh dan pola melodis, modulasi laras dan surupan serta penerapan nada-nada sisipan (miring dan malang).
Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Not controling keyword: | Angklung, APRL, Inovasi, Laras, Saléndro |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Penciptaan dan Pengkajian Seni |
Divisions: | Faculty of Graduate Programs > School of Master Program (S2) |
User deposit: | Nyono Nyono Nyono |
Datestamp: | 27 Mar 2023 02:44 |
Last mod: | 27 Mar 2023 02:44 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/5885 |
Actions (login required)
View item |