Setiawan, Aris (2021) lSI Butuh Rektor Petarung. SOLOPOS. p. 2. ISSN -
|
Text
Solopos 20082021.pdf Download (343kB) | Preview |
Abstract
Akhir tahun ini Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta akan memilih rektor baru. Tiga kandidat bertarung memperebutkan suara dari senat dan kementerian. Mereka adalah Guntur (pertahana), I Nyoman Sukerna, dan Sunarmi. Pekerjaan besar menanti untuk diselesaikan. Posisi ISI hari ini cenderung problematic, mengingat target Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan senantiasa bermuara pada capaian pragmatis, yakni menjadikan lulusan sebagai pegawai, wirausahawan, dan apa pun yang berbau kalkulasi untung rugi materi. Sementara kuasa pemikiran, kearifan, empati, dan tanggung jawab moral semakin tak mendapat tempat. Pemerintah pusat seolah lupa akan tujuan utama pendirian kampus ISI. Kampus yang lahir justru karena keprihatinan semakin merosotnya nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Rumusan arah kebijakan kampus seni ke depan menjadi layak untuk matangkan oleh para rektor ISI. Sorak-sorai meraih gerbong baru menuju kapitalisasi tak harus lekas diikuti tanpa pertimbangan matang. ISI idealnya mampum menjadi wadah di mana manusia Indonesia dapat “pulang kampung” untuk menengok dan membasuh wajahnya dengan tradisi, mengetahui dengan detail siapa dan dari mana asal-muasalnya. Pemimpin ISI wajib menyampaikan unikum yang dimiliki lembaganya kepada pemerintah pusat, menjelaskan latar belakang ISI lahir, dan kenapa harus diperlakukan secara berbeda.
Type: | Article |
---|---|
Not controling keyword: | ISI Surakarta, Rektor, Institut Seni Indonesia, kebudayaan |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Etnomusikologi |
Divisions: | Faculty of Performance Arts > School of Etnomusicology |
User deposit: | UPT. Perpustakaan |
Datestamp: | 20 Aug 2021 02:42 |
Last mod: | 20 Aug 2021 02:42 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/5053 |
Actions (login required)
View item |