Rasmida, Rasmida (2015) “CAHAYO GARIH TANGAN SAKO BAJAWEK” AUBADE HOERIJAH ADAM. S3 thesis, INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA.
|
Text
Disertasi Karya Rasmida.pdf Download (7MB) | Preview |
Abstract
Abstrak Karya tari ”Cahayo Garih Tangan Sako Bajawek” terinspirasi dari hasil pengamatan atas jejak langkah ibu pencipta dan jejak langkah Hoerijah Adam, sang seniman Sumatera Barat yang sangat berjasa mengembangkan tari berlandaskan adat dan budaya Minangkabau. Keterpautan pikiran dan simpatisme pencipta terhadap dua ibu ini, merupakan cahaya/penerang dalam melanjutkan spirit mereka dan berharap menjadi estafet bagi generasi selanjutnya. Impresi yang demikian dituangkan dalam karya tari yang dilandasi oleh norma dan nilai-nilai estetis yang berciri khas Minangkabau dengan tetap berpegang pada Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Nilai-nilai kemuliaan dalam bungkusan adat itu menjadi tanggung jawab dan kerja utama bagi setiap insan seni untuk menampakkannya dalam berbagai wajah seni. Konsekwensinya ialah meniscayakan ada kecermatan dan keteguhan hati dalam setiap langkah dan perbuatan berlandaskan kejujuran dan ketulusan,…kok… “ma hawai sahabih raso,…mangaruak sahabih gauang”. Muara dari lika-liku segudang duka dan suka itu, dikembangkan serta diungkapkan dalam karya ini,berwujud kemasan dan rajutan ekpresi perjuangan dan konflik bathin dalam meraih „cita-cita „. Mengarifi segudang pengalaman batin itu, maka tema yang dipilih ialah “Memperkukuh Spirit Tari Minangkabau” yang padanya ada tiga objek utama, yaitu: menggambarkan perjuangan kehidupan, menggambarkan semangat yang berkelanjutan, dan memperkenalkan kearifan problematik kehidupan dalam bentuk karya tari.Bermuatan pula di sini ialah pengungkapan nilai patriotisme dan nilai pendidikan terdiri dari: kegigihan, ketekunan dan semangat, nilai keuletan, inovasi serta tanpa menyerah,yang diekspresikan melalui alur garap suasana.Diantaranya ialah suasana agung, gembira, sedih dan menembah dengan wujud gerakan pengembangan gerak tari tradisional Minangkabau, dan diperkuat dengan musik tradisional Minangkabau yang diaransemen dalam bentuk orchestra musik Barat. “Cahayo Garih Tangan Sako Bajawek”, Aubade Hoerijah Adam, sebagai susunan kata dalam judul tersebut mengandung makna ialah: sebagai penerang dan salah satu sikap atau garis tangan yang selalu terpacu untuk melanjutkan spirit. Dalam pengertian yang lebih jauh, Cahayo/cahaya berarti penerang, Garih tangan adalahjalan kehidupan, sementara Sako bajawek, yaitu suatu kekayaan immaterial berupa spirit, semangat, nilai yang diwariskan, untuk diterima dan dilanjutkan. Adapun kata Aubade mengandung arti pujian dan penghargaan yang diekspresikan melalui karya ini untuk Hoerijah Adam. Kata kunci: Kehidupan, impresi, kreativitas
Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Subject: | 1. ISI Surakarta > Penciptaan dan Pengkajian Seni |
Divisions: | Faculty of Graduate Programs > School of Doctoral Program (S3) |
User deposit: | Pascasarjana |
Datestamp: | 27 Oct 2016 03:56 |
Last mod: | 27 Oct 2016 03:56 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/454 |
Actions (login required)
View item |