Budi, Tito Setyo (2020) Keroncong Mengalir Jauh. SOLOPOS. p. 2. ISSN -
|
Text
SoloPos 13 Oktober 2020.pdf Download (5MB) | Preview |
Abstract
Kekhawatiran tentang keberlangsungan hidup music keroncong muncul dalam ujian terbuka promosi doktor di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo yang saya jalani pada akhir September 2020 lalu. Sebagai bukti, saat ini sudah sangat jarang terdengar ada orang yang mau nanggap grup musik keroncong asli yang menggunakan bas bethot segede kerbau itu. Yang lazim digunakan sebagai hiburan dalam acara-acara di kota atau di desa saat ini adalah keyboard, yang berpostur ringkas, praktis, dan hangabehi. Beberapa waktu yang lalu, dalam sebuah esai, saya pernah mengusulkan agar Kota Solo dinobatkan sebagai kota keroncong. Menurut pandangan saya, Kota Solo adalah benteng terakhir untuk pelestarian musik keroncong. Jika di Kota Solo sudah tak ada satu pun grup musik keroncong, bolehlah keroncong dianggap punah. Kenyataannya, hingga kini pentas musik keroncong di Kota Solo masih ada di berbagai tempat dengan jadwal pentas yang rutin. Penggemar music keroncong dari kota-kota lain yang kangen melihat pentas keroncong secara live bias datang ke Kota Solo.
Type: | Article |
---|---|
Not controling keyword: | Keroncong, Musik, Eksistensi |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Etnomusikologi |
Divisions: | Faculty of Graduate Programs > School of Doctoral Program (S3) |
User deposit: | UPT. Perpustakaan |
Datestamp: | 13 Oct 2020 03:51 |
Last mod: | 13 Oct 2020 03:51 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/4358 |
Actions (login required)
View item |