Setiawan, Aris (2020) Nasib Industri Musik Hari Ini. SOLOPOS. p. 4. ISSN -
|
Text
270620-SoloPos Aris.pdf Download (10MB) | Preview |
Abstract
Teknologi digital yang kian berkembang hari ini berkonsekuensi bagi nasib industri musik negeri ini. Harus diakui, sebelum teknologi digital lahir dan berkembang seperti sekarang, mendengarkan musik adalah sebuah peristiwa prestisius. Bagi generasi yang tidak mampu membeli televisi (dan tape pemutar kaset), mendengarkan radio menjadi satu-satunya jalan untuk mengetahui perkembangan terbaru musik di negeri ini. Hari-hari ini semua itu terdekonstruksi. Di berbagai kesempatan, saya selalu menekankan untuk apa membeli majalah musik jika kita sudah mendapat akses “pintu belakang”, langsung terhubung dengan artis musik idola lewat perangkat media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. Untuk apa membeli kaset musik jika Youtube menyediakannya secara gratis, dari yang resmi atau legal hingga yang sekadar copy-paste atau ilegal. Buat apa membuat klip video musik jika biaya pembuatan melampaui biaya penjualan? Industri musik mengalami kebangkrutan eksistensi. Berupaya melawan pembajakan yang tak pernah dimenangi. Kita baru saja merayakan Hari Musik Internasional pada 21 Juni lalu. Itu sebenarnya momentum yang baik untuk meratapi dan merumuskan jalan hidup (industri) musik di negeri ini.
Type: | Article |
---|---|
Not controling keyword: | Musik, Industri Musik, Hari Musik Internasional |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Etnomusikologi |
Divisions: | Faculty of Performance Arts > School of Etnomusicology |
User deposit: | UPT. Perpustakaan |
Datestamp: | 29 Jun 2020 03:28 |
Last mod: | 29 Jun 2020 03:28 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/4308 |
Actions (login required)
View item |