Budi, Tito Setyo (2020) Periuk Nasi Seniman. SOLOPOS. p. 4. ISSN -
|
Text
Solopos15April2020.pdf Download (12MB) | Preview |
Abstract
Tulisan ini juga bicara soal seniman yang berkelindan dengan wabah ini, namun mencoba melongok dari sisi lain yang acap kali luput dari perhatian publik, yakni sisi ekonomi dan sumber penghidupan mereka. Periuk nasi mereka. Saat paceklik, bulan Sura atau bulan puasa atau musim penghujan, satu per satu perhiasan itu bersekolah di pegadaian atau sekalian pindah permanen di toko emas. Era wabah Covid-19 ini bukan sebagaimana paceklik guyonan Ki Anom itu. Wabah infeksi virus corona baru pada masa karantina wilayah yang dibayangi lockdown ini serupa setan yang tak diketahui kapan datang dan perginya. Semua gelap, semua merabaraba, dengan aneka hitungan dan analisis, baik yang ilmiah maupun gugon tuhon yang tak masuk nalar. Masa paceklik di kalangan seniman kecil yang hidup di kota-kota kecil, pelosok kecamatan dan desa, tak pernah bisa meramalkan nasib diri mereka. Apakah cukup dalam hitungan bulan atau tak keruan kapan. Mereka tak bakal membaca buku Siasat Bisnis racikan konsultan bisnis Hermawan Kartajaya. Di samping mengandalkan daya survival seniman itu sendiri pada saat-saat masa karantina ini semestinya ada pihak-pihak yang peduli, tak terkecuali pemerintah. Bagaimana membuat semacam jaring pengaman bagi kelangsungan hidup mereka. Semacam bank seniman atau koperasi seniman.
Type: | Article |
---|---|
Not controling keyword: | Seniman, Ekonomi, Covid-19 |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Penciptaan dan Pengkajian Seni |
Divisions: | Faculty of Graduate Programs > School of Doctoral Program (S3) |
User deposit: | UPT. Perpustakaan |
Datestamp: | 15 Apr 2020 08:56 |
Last mod: | 15 Apr 2020 08:56 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/4225 |
Actions (login required)
View item |