Nugroho, Sugeng and Sunardi, Sunardi and Murtana, I Nyoman (2019) PERTUNJUKAN WAYANG KULIT GAYA KERAKYATAN:JAWATIMURAN, KEDU, DAN BANYUMASAN. ISI Press, Surakarta. ISBN 978-602-5573-60-6
|
Text
PERTUNJUKAN WAYANG KULIT GAYA KERAKYATAN.pdf Download (60MB) | Preview |
|
|
Text
Surat Pernyataan.pdf Download (873kB) | Preview |
Abstract
Wayang gaya kerakyatan merupakan genre wayang yang hidup dan berkembang di daerah-daerah yang jauh dari bekas pusat kota kerajaan di Indonesia, yakni di pedesaan, pegunungan,dan pesisiran. Beberapa wayang gaya kerakyatan yang hidup di Jawa Timur dan Jawa Tengah, yaitu: wayang kulit Jawatimuran (jekdong), wayang kulit gaya Kedu, dan wayang kulit Banyumasan. Wayang jekdong di Jawa Timur terdiri dari beberapa subgaya,antara lain: sub gaya Malangan, sub gaya Porongan, dan sub gaya Mojokertan. Wayang gaya Kedu tumbuh di daerah Jawa Tengah bagian barat, meliputi: Magelang, Wonosobo, Purworejo, dan Temanggung. Khusus wayang Banyumasan, Senawangi mencatat adanya varian gaya, yakni Banyumasan subgaya pesisiran dan Banyumasan sub gaya lor gunung (1983). Buku Pertunjukan Wayang Kulit Gaya Kerakyatan: Jawatimuran, Kedu, dan Banyumasan. Mengulas tentang Wayang kulit gaya kerakyatan, baik Jawatimuran, gaya Kedu, maupun Banyumasan, jika ditinjau secara umum, baik bahan, peralatan, maupun bentuk pertunjukannya, tidak jauh berbeda dengan wayang kulit gaya Surakarta dan Yogyakarta. Akan tetapi jika diamati secara detail, tentu terdapat perbedaan-perbedaan, baik aspek kesenirupaan wayang, sanggit lakon yang disajikan, karawitan yang mengiringi, maupun gaya pertunjukannya. Perubahan zaman mempunyai dampak yang luas terhadap perkembangan seni pertunjukan wayang. Dewasa ini, kehidupan wayang gaya kerakyatan semakin terpinggirkan bahkan beberapa sub gaya pedalangan mengalami kepunahan. Lunturnya ikatan tradisi masyarakat, kurangnya perhatian elit penguasa, dan kemandegan kreativitas seniman pedalangan, serta dampak perubahan dunia menjadi pemicu dari kondisi kepunahan eksistensi pertunjukan wayang gaya kerakyatan. Atas dasar kondisi eksisting kehidupan pertunjukan wayang kulit gaya kerakyatan diambang kepunahan, perlu dilakukan usaha nyata dengan cara melakukan penggalian dalam kerangka pelestarian dan pengembangan seni pertunjukan wayang Indonesia.Penggalian ini diorientasikan pada upaya untuk memberikan daya hidup, merevitalisasi, merekonstruksi, dan mengadakan inovasi pertunjukan wayang gaya kerakyatan yang masih bertumpu pada dasar-dasar tradisi yang telah ada. Pembaruan yang dilakukan untuk memberikan daya rangsang bagi masyarakat, seniman, dan pemerintah untuk tetap melestarikan dan mengembangkan pertunjukan wayang gaya kerakyatan agar tidak tercerabut dari akar budayanya.
Type: | Book |
---|---|
Not controling keyword: | Wayang Kulit, Gaya Kerakyatan, Jawatimuran, Kedu, Banyumasan |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Pedalangan |
Divisions: | Faculty of Performance Arts > School of Pedalangan |
User deposit: | UPT. Perpustakaan |
Datestamp: | 07 Jan 2020 06:55 |
Last mod: | 07 Jan 2020 06:55 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/3948 |
Actions (login required)
View item |