Alfionita, Ellya Nindy (2019) FAMILIARITAS MUSIK DALAM TERAPI PASIEN SKIZOFRENIA. S2 thesis, Institut Seni Indonesia Surakarta.
|
Text
Thesis Elya Nindy Alfionita.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Tesis yang berjudul “Familiaritas Musik dalam Terapi Pasien Skizofrenia” bermaksud untuk menggali hubungan unsur-unsur musik dangdut dengan kejiwaan. Penelitian ini menerapkan dua model penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif digunakan sebagai pendukung penelitian kualitatif dalam proses pengambilan data. Metode etnografi digunakan sebagai basic riset untuk memahami gejala. Prosedur brain mapping diterapkan untuk pasien skizofrenia paranoid, skizofrenia takterinci, skizofrenia residual, dan skizofrenia hebrefenik, orang tidak menderita gangguan jiwa. Hasil ditemukan bahwa kondisi basal dari pasien penderita skizofrenia adalah 7 Hz. Kondisi tersebut merupakan frekuensi gelombang theta. Sedangkan pada saat waham, maka kondisi pasien skizofrenia 25-26 Hz (kondisi gamma). Jadi, kondisi gelombang otak pasien skizofrenia dinyatakan stabil ketika mencapai kondisi alpha. Kondisi tersebut terjadi ketika stimulus musik dangdut Oplosan (Nurbayan), Suket Teki(Didi Kempot), Ku Tak Berdaya (Rhoma Irama). Sedangkan untuk lagu Sayang Wawes dan Kemarin, menciptakan kondisi gelombang otak pasien skizofrenia mencapai theta (tidak adanya perubahan kondisi basal dengan stimulus musik), beta (mencapai kondisi depresi atau peningkatan denyut jantung), dan gamma (mengalami halusinasi dan waham). Tempo ideal yang berhasil dalam terapi adalah andante 65-100 bpm. Interval dengar berjarak sekitar 1,5 meter dari temat tidur pasien. Durasi maksimal 30 menit, berlaku untuk lima sampai enam lagu. frekuensi pada setiap lagu materi terapi musik untuk pasien skizofrenia adalah 65 Hz-10 Khz. Tingkat kenyaringan (volume) antara 47,5 db. Familiaritas adalah faktor utama pasien skizofrenia mencapai kondisi gelombang otak yang seimbang. Familiaritas yang melekat pada diri pasien skizofrenia terbentuk karena kontribusi dari (1) pengalaman musikal pasien selama hidupnya. (2) Pengalaman kultural di mana ruang tersebut membentuk karakter psikis seseorang. (3) Pengalaman sosial pasien skizofrenia yang berkontribusi penuh terhadap selera. Ikatan emosi pasien terhadap musik yang familar, membantu memulihkan bagian pre frontal konteks terutama bagian pengendali sistem saraf emosi (amigdala). Sebab amigdala berkontribusi penuh pada saraf yang berhubungan dengan denyut jantung. Kata Kunci : Familiaritas, Musik, Terapi, Pasien Skizofrenia, keseimbangan gelombang otak
Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Subject: | 1. ISI Surakarta > Penciptaan dan Pengkajian Seni |
Divisions: | Faculty of Graduate Programs > School of Master Program (S2) |
User deposit: | Pascasarjana |
Datestamp: | 04 Dec 2019 02:42 |
Last mod: | 04 Dec 2019 02:42 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/3762 |
Actions (login required)
View item |