TRIGANGGA DESKRIPSI KARYA SENI

Downloads

Downloads per month over past year

Laksono, Aji (2017) TRIGANGGA DESKRIPSI KARYA SENI. S1 thesis, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

[img]
Preview
Text
AJI LAKSONO.pdf

Download (1MB) | Preview
Official url: http://repository.isi-ska.ac.id/

Abstract

Berawal dari konflik batin yang dialami oleh Trigangga yang merasakan diantara sepinya relung hati, meskipun di tempat dan waktu yang sama dikelilingi orang terkasih, yaitu Partalawati dan Mantalamariyam. Trigangga dengan sejuta rasa ingin tahunya, bertanyatanya pada Partalawati tentang siapa sebenarnya dirinya itu dan siapa sebenarnya ayah yang selama ini mengukir jiwa raganya tersebut. Partalawati terbungkam seribu bahasa atas pertanyaan Trigangga, bibirnya kaku untuk mengatakan yang sebenarnya, sampai-sampai harus menyembunyikan jati diri sesungguhnya seorang Trigangga. Mantalamaryam yang merasa geram dengan sikap Trigangga yang terlalu banyak tanya, menyela pembicaraan antara Partalawati dan Trigangga. Mantalamaryam mengatakan jika sejatinya Trigangga adalah anak dari ibu Partalawati dan ayah Dasamuka. Seketika berangkatlah Mantalamaryam dan Trigangga menemui Dasamuka di negara Alengka.Kesedihan Partalawati bertambah deru karena merasa bersalah sudah membohongi anaknya tentang siapa dirinya dan siapa ayahnya. Isak tangis Partalawati pun mengiringi kepergian keduan putranya mencari kejelasan tentang ayahnya di negara Alengka. Di Negara Alengka, duduklah Dasamuka di singgasananya dengan segala kenikmatan yang menyelimutinya merasa kurang puas dengan keadaanya, bahkan Indrajit selaku anak harus mengalah hanya demi kepentingan ayahnya. Saat pasewakan agung berlangsung datanglah Mantalamaryam menghadap Dasamuka, menghaturkan jika ia adalah anak dari Partalawati dan ber-ayahkan Dasamuka. Dasamuka merasa bahagia memiliki anak yang wajah dan rupanya sama persis dengannya. Setelah memperkenalkan diri Mantalamaryam mundur dan mengajak Trigangga kehadapan Dasamuka, sontak kagetlah Dasamuka mendapati ada kera seperti Anoman memasuki pasewakan agung negara Alengka. Trigangga menyembah Dasamuka dan berdakwa jika dirinya adalah anak dari Dasamuka, dan merupakan adik dari Mantalamaryam. Dasamuka berunding sejenak dengan Indrajit, lalu memutuskan untuk mempropaganda keadaan tersebut, Ia mau mengakui Trigangga sebagai putra asalakan pandai berperang dan sakti hingga mampu membunuh pasukan Rama dan Lesmana. Trigangga dengan kepolosannya, mau tidak mau harus patuh atas perintah ayahnya tersebut, dengan tipu daya Dasamuka, bersedialah Trigangga untuk diperbudak menjadi utusan dari Alengka untuk menangkap Rama dan Lesmana dan membunuh Anoman. Pencarian jati diri seorang Trigangga tidak berhenti di sini, masih berlanjut dengan kondisi negara Pancawati, Ramawijaya dan Lesmana dihadap Anoman, Sugriwa, dan Anggada, sedang membicarakan taktik untuk merebut kembali Dewi Sinta dari tangan Dasamuka. Di tengah perbincangan, Gunawan Wibisana memberikan kabar jika saat ini para prajurit Alengka sedang menyerang Pancawati. Mendengar kabar tersebut, Ramawijaya dan Lesmana meminta bantuan pada Anoman untuk menyembunyikaan dirinya dan adiknya, tanggaplah Anoman. Setibanya Trigangga dan Mantalamaryam di Pancawati, mereka berdua bersekongkol untuk tidak membuat gaduh keadaan Pancawati, akhirnya Trigangga matek aji sirep wewe putih yang daya kekuatanya mampu membuat semua orang tertidur tanpa sadar. Benar adanya hal tersebut, semua wadya Pancawati tertidur termasuk Anoman, Trigangga yang juga kaget mengetahui perwujudan Anoman tertidur dengan wajah seperti dirinya, merasa khawatir akan keadaan tersebut. ketika mengeluarkan pengabaran Anoman lalu kagetlah Trigangga, peperangan terjadi antara keduanya. Pukul-memukul, banting-membanting pun dilakukan keduanya, karena memang belum mengetahui siapa sebenarnya mereka. Trigangga yang sebelumnya sudah berlari jauh, berbalik arah menuju Anoman dan kembalilah pertarungan terjadi sengit diantara keduanya. Pada klimaksnya, Gunawan Wibisana datang melerai antara Trigangga dan Anoman, serta menjelaskan jika Anoman adalah ayah Trigangga dan Trigangga itu merupakan anak dari Anoman pada saat berada di Goa Windu bersama Trijatha. Mendengar kisahnya tersebut, menangislah Trigangga di pelukan ayahnya dan Anoman memeluk penuh kasih pada anaknya, Trigangga.

Type: Thesis (S1)
Not controling keyword: Deskripsi Karya, Pedalangan, Lakon Wayang, Trigangga
Subject: 1. ISI Surakarta > Pedalangan
Divisions: Faculty of Performance Arts > School of Pedalangan
User deposit: UPT. Perpustakaan
Datestamp: 19 Dec 2018 06:02
Last mod: 19 Dec 2018 06:02
URI: http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/2872

Actions (login required)

View item View item