Munna, Khoerul (2018) ARUS DESKRIPSI KARYA SENI. S1 thesis, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
|
Text
Arus - Khoerul Muna.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Aktivitas tukang kayu saat menatah yang ada di Desa Piasa Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara memberikan ide untuk menggarap bentuk musik baru. Ide non musikal tersebut kemudian dijadikan ide musikal. Pada karya ini memilih paralon sebagai instrumen, alasan memakai paralon sebagai instrumen yakni hasil tafsir dari fungsi tatah untuk membuat bobok (lobang pada kayu). Pengeksploran instrumen dilakukan dengan cara membuat lobang dengan jumlah banyak pada batang paralon. Batang paralon yang berlobang dimainkan buka tutup dengan telapak tangan dan juga telapak kaki. Paling banyak satu orang menutup tiga lobang dan paling sedikit satu orang menutup dua lobang, yakni dengan dua telapak tangan. Permainan buka tutup lobang bertujuan untuk membedakan warna bunyi. Memainkannya dengan cara satu orang memukul lobang padaujung paralon menggunakan spon ati, yang didesain dapat menutup rapat lobang pada ujung paralon. Satu orang bertugas membuka dan menutup lobang pada batang paralon. Mengambil suasana emosional pada saat tukang kayu bekerja, pengkarya mendapat beberapa suasana yaitu suasana sebelum tukang beraktivitas, ragu-ragu, sabar, dan kecawa atau penyesalan. Karya berjudul “Arus”, disajikan menjadi beberapa bagian. Bagian pertama, yaitu menggambarkan ketika tukang kayu sebelum beraktivitas, entah menyiapkan alat-alat dan sebagainya. Bagian ini disajikan dengan semua pemusik berjalan dari luar menuju panggung serta membawa instrumen masing-masing. Instrumen yang dimainkan hanya GP, PK, dan PS. Permainan insteumen tersebut tidak terikat tempo dan pola. Bagian kedua, yaitu suasana emosional ragu-ragu, yaitu muncul ketika tukang yang masih dalam tahap belajar atau pemula. Jika tukang yang masih pemula pasti, ragu-ragu saat menatah, karena takut tatahannya melenceng dari garis. Bagian kedua ini diaplikasikan dengan pola yang dimainkan tanya jawab antarinstrumen. Bagian ketiga, yaitu suasana emosional sabar, yaitumuncul saat tukang menatah kayu yang berbahan dasar kayu keras, maka tukang memerlukan waktu lama untuk menyelesaikan tatahannya. Pada bagian ketiga ini diaplikasikan dengan beberapa melodi panjang dan dalam penyajiannya dimainkan dengan tempo yang pelan. Bagian keempat, yaitu suasana emosional kecewa atau penyesalan, suasana tersebut muncul ketika tukang tidak teliti saat mengukur bobok yang dibuat, jadi bobok yang selesai dibuat tidak sesuai dengan ukuran purus kayu ketika dirangkai. Bagian keempat diaplikasikan melalui vokal, dan semua instrumen menyajikan getaran.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Not controling keyword: | Garap, Pengrawit, Gendhing, Komposisi karawitan |
Subject: | 1. ISI Surakarta > Karawitan |
Divisions: | Faculty of Performance Arts > School of Karawitan |
User deposit: | UPT. Perpustakaan |
Datestamp: | 17 Dec 2018 05:53 |
Last mod: | 17 Dec 2018 05:53 |
URI: | http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/2832 |
Actions (login required)
View item |