PERTUNJUKAN WAYANG GEDOG LAKON JAKA BLUWO SAJIAN BAMBANG SUWARNO DALAM PERSPEKTIF ESTETIKA PEDALANGAN

Downloads

Downloads per month over past year

Santosa, Agus (2015) PERTUNJUKAN WAYANG GEDOG LAKON JAKA BLUWO SAJIAN BAMBANG SUWARNO DALAM PERSPEKTIF ESTETIKA PEDALANGAN. S1 thesis, INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) SURAKARTA.

[img]
Preview
Other
Agus Santosa.PDF

Download (37MB) | Preview

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan latar belakang kehidupan wayang gedog di Surakarta, mendeskripsikan pertunjukan wayang gedog lakon Jaka Bluwo, mengungkap estetika pertunjukan wayang gedog lakon Jaka Bluwo yang disusun dan disajikan oleh Bambang Suwarno. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui pengamatan baik dari rekaman maupun pengamatan pertunjukan wayang gedog secara langsung dengan lakon lain. Data observasi didukung dengan langkah studi pustaka dan wawancara secara mendalam. Transkripsi pertunjukan dilakukan untuk mempermudah pemahaman unsur naratif pembentuk penceritaan secara berulang. Perspektif analisis dalam penelitian ini menggunakan konsep nuksma dan mungguh sebagai orientasi estetik pertunjukan wayang kulit. Konsep nuksma dan mungguh merupakan inti sari dari berbagai acuan konsep estetika pedalangan. Hasil penelitian ini adalah; (1) bahwa wayang gedog mengalami masa kejayaan pada era pemerintahan Paku Buwana (PB) X. Pasca PB X eksistensi wayang gedog mengalami kemunduran. Penggalian kembali wayang gedog dilakukan oleh Soemardi Madyapradangga. Pelestarian wayang gedog dilanjutkan oleh Bambang Suwarno dengan membuat boneka wayang gedog dan menyusun beberapa lakon wayang gedog diantaranya lakon Jaka Bluwo, (2) unsur-unsur estetik wayang gedog diperlihatkan melalui keunikan pada; bentuk boneka wayang, garap sabet, catur, dan karawitan pakelirannya. (3) pertunjukan wayang gedog lakon Jaka Bluwo tersusun atas beberapa adegan sebagai berikut; Jejer Sepisan (pertama), Ing Magelaran (Paseban Jaba), Madeg Dhusun Dhadhapan, Madeg Praja Bantarangin, Budhalan Prajurit Bantarangin, Candhakan (diperjalanan), Madeg Praja Kediri, Adegan Perang Brubuh, Adegan Pamungkas. (4) berdasarkan analisis, pencapaian nuksma tampak pada pengaturan tempo, tekanan, dan ekspresi dalam antawecana catur tokoh. Nuksma pada sabet ditunjukkan dengan gerak-gerak tokoh wayang yang sesuai dengan karakter tokoh. Adapun pencapaian mungguh ditunjukkan dari ketepatan penggunaan gending dalam mempertebal kesan suasana adegan, karakter tokoh, dan membingkai gerak-gerak tokoh. Nilai budaya Jawa yang tersurat dalam lakon Jaka Bluwo diantaranya; (1) petuah untuk menempuh bahtera rumah tangga dengan dibarengi kesiapan intelektual, status dalam masyarakat, dan kemampuan dalam memperoleh penghasilan, (2) peribahasa “janma tan kena kinira” (jangan memandang kemampuan orang hanya dari penampilannya).

Type: Thesis (S1)
Not controling keyword: Wayang Gedog, Jaka Bluwo, Mukso, Mungguh
Subject: 1. ISI Surakarta > Pedalangan
Divisions: Faculty of Performance Arts > School of Pedalangan
User deposit: UPT. Perputakaan
Datestamp: 05 Oct 2016 05:08
Last mod: 05 Oct 2016 05:08
URI: http://repository.isi-ska.ac.id/id/eprint/124

Actions (login required)

View item View item